Assalaamu'alaikum Wr Wb, buat rekat-rekan semua, blog ini hadir hanyalah merupakan sharing pengalaman kami dan rekan-rekan. Jika ada manfaat yang bisa diambil, kami sangat bersyukur dan mohon doa. Jika karena sok tahu kami ada yang dirugikan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga isinya bisa merupakan salah satu referensi. Wassalaamu'alaikum Wr Wb


Selasa, 23 Maret 2010

Biaya pembuatan baglog (bagian 2)

Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja biasanya kami bagi menjadi pencampuran media, pengemasan baglog dan yang kedua adalah biaya inokulasi.

Untuk pembuatan, pengemasan baglog spesifikasi kerja meliputi:
- Pencampuran serbuk gergaji dengan bekatul, pengayakan, penambahan kadar air
- Pengisian campuran tadi ke dalam plastik baglog
- Pemadatan lalu diberi cincin.

Untuk spesifikasi kerja itu rata-rata satu tenaga kerja bisa menghasilkan 100 baglog untuk jam kerja normal yaitu 7 jam. Jika gaji per orang per hari Rp.30.000,- Maka biayanya = Rp.300 /baglog. Jika proses ini bisa secara mekanis menggunakan mesin misalnya untuk pencampuran memakai mixer dan pemadatan memakai mesin, maka pembuatan baglog bisa lebih banyak, mencapai 4x lipatnya. Jadi biaya pencampuran, pengemasan baglog bisa tinggal Rp. 75,- per baglog.

Untuk inokulasi, pada jam kerja normal (7 jam), satu orang tenaga kerja mampu menginokulasikan sekitar rata-rata 250 baglog. Jadi jika gajinya Rp.30.000,- per hari, biaya tenaga kerja= Rp. 120,- per baglog.
Sub total untuk biaya tenaga kerja adalah Rp. 420,- per baglog jika dikerjakan secara manual. Jika pekerja sudah benar-benar trampil, hasil bisa lebih banyak, jadi biaya per baglog bisa di efisienkan lagi hingga Rp.300,- per baglog.

Biaya Sterilisasi
Untuk sterilisasi media, beban biayanya sangat variatif dan tergantung volume baglog yang akan diproduksi. Seringkali pebudidaya mengkreasi sendiri sistem sterilisasinya agar biaya yang dikeluarkan bisa seefisien mungkin.

Berikut sedikit gambaran perbedaannya:

Sterilisasi menggunakan drum (maksimal 60 baglog /drum)
Jika satu kali proses memakai 4 drum dan menggunakan kompor gas/minyak untuk sterilisasi langsung, maka biayanya sangat tinggi. Maka dari itu sistem ini sudah sangat ditinggalkan. Jika menggunakan gas, maka diperlukan setidaknya 2 tabung LPG 12kg. Biaya menjadi Rp.150.000 untuk 240 baglog. Jadi per baglognya = Rp.625,-. Ini terlalu tinggi.
Ada yang menggunakan boiler, lalu uapnya dialirkan ke drum tadi. Dengan tenaga uap boiler ini mampu untuk di paralel ke 5 drum. Konsumsi gas hanya 1 tabung LPG 12kg, jadi biayanya Rp. 75.000,- untuk 300 baglog atau Rp.250,- per balgog.
Jika proses tadi menggunakan kayu bakar, maka memang bisa murah. Untuk sterilisasi 300 baglog hanya membutuhkan kurang dari 1m3 kayu bakar (beli per pikup seharga Rp.75.000 an). Jadi biaya rata-rata Rp. 250,- per baglog.

Sterilisasi menggunakan steamer beton (kapasitas 1000 baglog)
Keuntungan steamer beton adalah efektif dalam tempat dan pemanasan. Steamer masih mampu menjaga panas uap hingga 10 jam. Pengalaman kami, jika sudah mencapai suhu 100 derajat C, dan kompor kami matikan. Suhu itu masih bertahan 2 jam. Lalu setelah 10jam, masih di kisaran 80 derajat C.
Untuk steamer kapasitas 1000 baglog, diperlukan boiler kapasitas 200 liter. Konsumsi energi yang diperlukan kurang lebih 2 tabung gas LPG 12kg. Jadi biayanya Rp.150.000,- untuk 1000 baglog atau Rp.150,- per baglognya.

KESIMPULAN
Jika seluruh biaya direkapitulasi:
Biaya bahan pendukung dan bahan utama : Rp.1000 /baglog
Biaya tenaga kerja : Rp.420,-
Biaya steriliassi : Rp.250,-
Jadi total biaya = Rp. 1670,- per baglog

Jika untuk produksi massal dan mampu membuat bibit sendiri:
Biaya bahan pendukung dan bahan utama: Rp.900,-
Biaya tenaga kerja : Rp.200,-
Biaya sterilisasi : Rp.150,-
Jadi total biaya = Rp.1250,- per baglog bahkan lebih rendah lagi

Beban biaya ini masih bersifat variatif sekali tergantung masing-masing daerah dan kemampuan pebudidaya untuk melakukan inovasi yang bisa mengurangi biaya produksi.

14 komentar:

  1. Terima kasih sekali,Mas.
    Artikel anda yang berisi pengalamn sungguh saya butuhkan.
    Jika berkenan, saya ingin menimba ilmu sambil berbagi pengalaman karena saya masih pemula dan masih ragu-ragu dalam budidaya jamur

    BalasHapus
  2. Fithrawan Satriyanto30 Maret 2010 pukul 21.02

    InsyaALLAH.. dengan senang hati.. jangan bilang menimba ilmu Pak Yuwono, karena saya juga belajar, lebih enak sharing aja..

    BalasHapus
  3. bosss makasih sebelumnya.. n minta ijin copy artikelnya...... sungguh bermanfaat....

    BalasHapus
  4. Fithrawan Satriyanto5 April 2010 pukul 20.42

    Monggo mas silahkan.. bebas aja kog.., untuk biaya sterilisasi akhirnya berlanjut ke desain steamer dan boiler.. itu maksudnya supaya bisa dipraktekkan untuk menghasilkan biaya sterilisasi yang murrah..

    BalasHapus
  5. assalamualaikum wr wb....
    salam kenal mas fithrawan........
    saya fanny dari kota surabaya tepatnya surabaya barat...
    saya masih kelas 3 smp tetapi saya ingin mempelajari bisnis jamur tiram tersebut karena kelihatannya menjanjikan dan orang tua saya menyetujuinya....
    kalau nggak salah anda pengelola bisnis jamur tiram dikota anda ,ya?
    saya mau tanya kalau misalkan rumah jamur menggunakan semen dan batu bata apkah menurut anda baik?
    saya ada tanah menganggur sekitar 2X3 meter berapa baglog yang harus saya gunakan?
    untuk pengaturan suhunya saya menggunakn termocontroler apakah baik menurut anda.....
    terima kasih atas jawaban yang anda berikan kepada saya....
    wassalamualaikum wr wb.....

    BalasHapus
  6. saya tertarik dengan budidaya jamur tiram putih, saya ingin berkecimpung dalam usaha ini, bagi yang ingin membantu saya, dapat kirim email ke soffamu@yahoo.co.id

    BalasHapus
  7. TRIMA KASIH BOSSS. ARTIKEL ANDA SANGAT MEMBANTU SEKALI, MESKIPUN SAYA BARU 1-2 BLN SAJA MENEKUNI BUDIDAYA JAMUR INI TERASA, RINGAN DAN TIDAK WAS-2 TENTANG BUDIDAYA JAMUR INI, KRNA SMUA KENDALA BISA DIATASI DI BLOG ANDA. TRIMS.

    BalasHapus
  8. Fithrawan Satriyanto19 September 2010 pukul 17.15

    @jamur tiram pasuruan..: trims Pak.. semoga Bapak tambah sukses.., mohon search di web lain juga untuk menambah referensi

    BalasHapus
  9. assalamualaikum wr wb....salam kenal mas fithrawan
    ,saya ingin sekali usaha budi daya jamur, cuma bagaimana cara memasarkannya, mengingat jamur sangat pendek sekali rentang waktunya setelah dipanen, artinya harus ada yang siap untuk menerima hasil panenan kita kan..terima kasih

    BalasHapus
  10. mantab boz.. mari kita ciptakan lapangan kerja untuk saudara2 kita ...

    BalasHapus
  11. Terima kasih mas,, saya numpang ijin iklan mas.
    Bagi yang berminat menjadi mitram bududaya jamur tirad aerah medan.
    klik
    jamurdaerahmedan.blogspot.com/2012/02/kontak.htm

    BalasHapus
  12. waduhhh waduhhh
    BLOGNYA SANGAT bermanfaattt

    BalasHapus
  13. terimakasih.jazakumullah.

    BalasHapus