Assalaamu'alaikum Wr Wb, buat rekat-rekan semua, blog ini hadir hanyalah merupakan sharing pengalaman kami dan rekan-rekan. Jika ada manfaat yang bisa diambil, kami sangat bersyukur dan mohon doa. Jika karena sok tahu kami ada yang dirugikan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga isinya bisa merupakan salah satu referensi. Wassalaamu'alaikum Wr Wb


Sabtu, 30 Juli 2016

Jamur tumbuh aneh? Jangan salahkan bibitnya dahulu

 

Ketika baglog jamur tiram sudah dalam tahap menumbuhkan jamur, secara fisik akan nampak pertumbuhan daun atau tudung yang semakin membesar. Inilah pertumbuhan jamur yang normal. Jika diamati secara seksama, jamur akan membesar dari awal kemunculannya adalah di hari ke-3 atau ke-4, lalu jamur tersebut sudah bisa dipanen atau dipetik..

Namun, kadangkala kita mengamati pertumbuhan jamur itu tidak normal, seperti pertumbuhan dengan daun atau tudung jamur mengeriting, tangkai yang besar, namun tudung/payung jamur kecil tidak mau membesar, atau payung jamur yang berbentuk tidak normal yaitu tidak bulat seperti biasanya..

Jika pertumbuhan jamur seperti yang disebutkan di atas, jangan langsung menyimpulkan sebabnya pada bibit jamur baik F2 F1 atau PDA nya.. Amati dahulu pertumbuhan jamur di kumbung yang sama, apakah semuanya seperti itu, atau hanya sebagian saja.. Amati pula, apakah pertumbuhan itu bersifat temporer/sementara, seperti hanya pada saat panen hari itu saja, atau terus menerus..

Nah, jika pertumbuhan jamur yang tidak norma tadi hanya pada hari itu saja, berarti besar kemungkinan penyebabnya BUKAN berasal dari bibit F2 F1 atau PDA-nya..

lalu dari apa dong....?

Menurut teori dan pengalaman, ternyata jamur itu sensitif terhadap tingkat CO2 yang tinggi. Nah, jika pada saat tertentu tingkat CO2 melebihi batas, jamur akan tumbuh tidak normal dengan ciri-ciri sebagai berikut:
  • Buah yang terbentuk memiliki tangkai yang panjang
  • Tudung/payung jamur mengecil dan tidak mau membesar
  • Bentuk jamur tumbuh menjadi semacam koral
  • Pertumbuhan daun kecil dan keriting tidak membesar
  • Daun membentuk, namun bentuknya tidak bulat payung namun seperti mendongak ke atas
  • Pertumbuhan daun bergelombang tidak normal
Lalu berapa batas kandungan CO2 yang ditoleransi untuk pertumbuhan jamur sehingga bisa tumbuh dengan normal dan baik/cantik..

dari teori, batas CO2 yang baik adalah antara 550-700 ppm (part per million), jika konsenterasi CO2 terlalu tinggi, seperti antarai 1500-2000 ppm, maka akan menjadikan jamur memiliki tangkai panjang dan gagal menumbuhkan tudung/payung. Jika konsenterasi CO2 masih di kisaran 900-1000 ppm, jamur masih membentuk buah atau tudung, namun pertumbuhannya tidak normal, seperti mengeriting, mendongak, atau bergelombang..

Bagaimana solusinya?

Usahakan, jangan sampai kumbung jamur itu terkontaminasi dengan banyak asap dari bakar-bakaran atau yang lainnya. Dalam pengalaman kami, kumbung yang letaknya dekat dengan sawah, yang kadang-kadang petani itu membakar jerami, maka pertumbuhan jamur pada hari itulah yang menjadi tidak normal, karena tentunya akibat asap yang ada, secara fisik pertumbuhan jamur menjadi tidak normal seperti biasanya..

Dan juga usahakan memberi ventilasi dan sirkulasi udara yang baik di kumbung dengan tetap memperhatikan kelembaban optimalnya..

Intinya adalah untuk tumbuh jamur yang baik, kata kuncinya di: KELEMBABAN, KEBERSIHAN, dan SIRKULASI UDARA yang baik.. Jika Anda masuk ke dalam kumbung, lalu masih bisa bernafas dengan lega, berarti jamur InsyaALLAH sudah pada lingkungan tumbuh yang baik..

jamur yg tumbuh tidak normal, CO2 sekitar 1500-2000 ppm
jamur dengan tudung keriting dan tidak membesar (CO2 sekitar 1500 ppm)
Jamur masih membentuk tudung namun tidak normal (CO2 sekitar 1000 ppm)
Jamur tumbuh tidak normal tudung bergelombang (CO2 sekitar 900-1000ppm)

Selasa, 26 Juli 2016

Mengatasi Penyakit Menghitamnya kembali baglog yang sebelumnya putih dengan miselium



Salah satu keluhan yang sering diutarakan oleh petani jamur tiram adalah sebuah penyakit pada baglog jamur tiram yang gejalanya adalah baglog yang tadinya normal dengan miselium putih namun tiba-tiba berubah menjadi serbuk gergaji kembali atau menjadi coklat kembali seolah miselium yang tadinya ada menjadi hilang..

Penyakit kembali coklatnya baglog dari yang sebelumnya putih dengan miselium seolah menjadi momok yang sangat menakutkan bagi petani jamur tiram, bagaimana tidak, ketika petani sudah bersyukur dengan panen jamur tahap pertama, tiba-tiba pada masa baglog seharusnya menuju panen kedua dan seterusnya, baglog kemudian menghitam atau menjadi coklat dengan warna serbuk kayu pada awalnya..

Kira-kira apa yang menjadi penyebabnya..?

Kami hingga sekarangpun sebenarnya belum berani menyimpulkan penyebabnya, namun dari pengalaman yang ada selama ini satu demi satu penyebab berikut solusinya InsyaAllah bisa kami simpulkan. Namun sekali lagi, ini hanyalah berasal dari pengamatan dan pengalaman kami yang terbatas saja. Bisa jadi penyebab, lalu solusi di daerah yang lain berbeda-beda pula..

Sepanjang pengamatan dan pengalaman kami, penyakit menjadi hitam/coklatnya baglog yang sebelumnya memiliki miselium yang normal itu dibagi menjadi 2(dua):
  1. Disebabkan oleh faktor perawatan jamur tiram di dalam kumbung 
  2. Disebabkan oleh faktor pada pembuatan media baglog jamur tiram
Mari kita bahas satu per satu ya...


1. Penyakit yang muncul akibat perawatan kumbung jamur yang kurang tepat

Pada saat awal kami melakukan budidaya jamur, kami memberlakukan sistem pengisian kumbung all in all out, yang artinya adalah jika kumbung memiliki kapasitas 4000 baglog (misalnya), maka pengisian kumbung dilakukan sekaligus yaitu 4000 baglog masuk ke dalam kumbung dengan kondisi miselium kurang lebih masih 50%. Sebelum pengisian, 2x24 jam sebelumnya kami melakukan proses sterilisasi kumbung dengan menggunakan formalin atau dengan disinfektan untuk membunuh kemungkinan jamur-jamur liar yang mengganggu pertumbuhan jamur tiram nantinya.. Dan apabila umur baglog mencapai 4 bulan dan sudah waktunya diganti, maka seluruh baglog di dalam kumbung dibuang secara bersamaan pula.

Begitu pula untuk kumbung dengan kapasitas lebih besar seperti 6000 baglog atau 9000 baglog, jika pun tidak bisa masuk secara bersamaan, paling lama jarak pengisian adalah 3 pekan, sehingga bisa dibuka cincinnya dengan jarak rentang waktu yang tidak terlalu berjauhan.. Dengan sistem seperti ini semua Alhamdulillah berjalan dengan lancar dan tidak pernah muncul permasalahan baglog kembali menghitam tersebut.

Namun, ketika kami harus berbagi pengisian kumbung karena baglog jamur tiram yang juga dijual kepada konsumen, akhirnya kumbung-kumbung kapasitas besar seperti yang 9000 baglog, tidak dapat diberlakukan sistem all in and all out tadi. Akhirnya pengisian kumbung diberlakukan menjadi 2 tahap, yaitu 4500 baglog dengan rentang waktu hampir 2 bulan. Efeknya adalah, tidak bisa dilakukan sterilisasi kumbung dengan menggunakan disinfektan karena dikhawatirkan mengganggu produksi jamur pada baglog yang masih aktif. Dari sinilah muncul permasalahan ini..

Kesimpulan sementara adalah, bisa jadi kumbung yang jarang dilakukan sterilisasi dengan disinfektan lalu diisi baglog jamur menjadi penyebabnya..

Cara mengatasinya hanyalah dengan selalu menjaga kebersihan, pada kumbung jamur kita. Dan sebisa mungkin berlakukan sistem all in and all out yaitu langsung mengisi kumbung dengan baglog yang baru, dan juga jika masa produksi jamur sudah berakhir, juga dibuang seluruhnya. Sehingga kumbung selalu dalam keadaan bersih pada awal musimnya..


2. Penyakit yang disebabkan pada saat pembuatan media baglog jamur tiram putih

Kami mencoba membongkar isi baglog yang kembali menjadi hitam/coklat tersebut ternyata yang kami dapati adalah banyaknya ulat-ulat dengan ukuran yang sangat kecil dan berwarna putih. Ulat itu kemungkinan memakan nutrisi yang ada di dalam baglog yang menyebabkan pertumbuhan miselium yang secara alami juga tumbuh di lingkungan media baglog menjadi terganggu.

Lalu dari mana munculnya ulat-ulat berukuran kecil ini..? Apa akibat proses sterilisasi atau pasteurisasi yang kurang matang..? Kami rasa tidak, jika memang proses ini gagal, mestinya miseliumnya tidak mau menjalar, namun kenyataannya miselium tetap berjalan normal, namun akhirnya terganggu oleh ulat-ulat kecil ini.. Lalu dari mana dong..??

Kalau ditelusuri kembali ternyata penyebabnya bisa beberapa hal:

  • Kualitas dedak yang kurang bagus atau sudah agak lama yang terkadang di dalamnya sudah ada hewan-hewan kecilnya.
  • Lokasi tempat pencampuran media yang kurang bersih dan higienis.
  • Lingkungan sekitar lokasi pencampuran media yang kurang bersih, misal dekat tempat sampah.
  • Mencampur media yang terlalu banyak (misal langsung untuk 2000 baglog) hingga campurannya menggunung, sedang ternyata tenaga kerja kurang, sehingga proses untuk memasukkan ke log log jamur tiram membutuhkan waktu lama hingga lewat 1-2 hari, terkadang lalu banyak lalat-lalat yang hinggap di sekitar gunungan campuran tersebut yang diduga kuat membawa telur-telur lalat
Secara umum, jika pada proses pembuatan media, itu disebabkan oleh lokasi pencampuran yang kurang bersih atau higienis..

 Bagaimana cara mengatasi masalah ini..?


Cara mengatasinya ada 2 yaitu tarap PENCEGAHAN dan tahap PENGOBATAN

TAHAP PENCEGAHAN
Pada penyakit yang muncul akibat perawatan kumbung yang kurang tepat:

  • Sebisa mungkin diberlakukan system all in all out, yaitu proses memasukkan baglog ke dalam kumbung secara keseluruhan, demikian pula membuangnya, sehingga system perawatan bisa lebih mudah dikontrol dan dievaluasi
  • Lakukan sterilisasi kumbung 2x24 jam menggunakan disinfektan seperti formalin atau bisa juga menggunakan disinfektan yang digunakan untuk mensterilkan kandang ayam SEBELUM memasukkan baglog jamur tiram di dalamnya.
  • Lakukan system pemanenan yang benar, yaitu dengan cara mencabut secara sempurna jamur dan jangan sampai ada sisa tangkai di dalam baglog
  • Selalu jaga kebersihan kumbung dengan baik

Penataan baglog ke dalam kumbung secara keseluruhan (all in)
Buang baglog ketika habis masa produsi secara keseluruhan (all out)
Cabut jamur hingga akarnya ketika panen jangan sampai ada yang tertinggal


 Pada penyakit yang muncul pada saat pembuatan baglog jamur tiram

  • Jaga selalu kebersihan lokasi tempat pencampuran media, lakukan sterilisasi lokasi secara berkala, paling tidak 1 pekan sekali dengan menyemprotkan lokasi menggunakan disinfektan
  • Jaga pula kebersihan lokasi SEKITAR tempat pencampuran media, sebisa mungkin lokasi pencampuran tidak dekat dengan pembuangan sampah, tempat pembuangan sisa-sisa panen jamur atau yang lainnya.
  • Dalam melakukan pencampuran media, lebih baik dilakukan dengan skala kecil tapi berulang, misalkan jika ingin mencampur 1000 baglog, lebih baik mencampur 4 kali yaitu per 250 baglog, atau 2 kali yaitu per 500 baglog. Ini lebih baik, karena selain lebih menjaga kadar air karena tidak terlalu banyak menguap dalam proses logging, juga mencegah banyaknya lalat atau binatang kecil pengganggu.
  • Selalu lakukan pengawasan terhadap kualitas serbuk gergaji, kualitas dedak, dan bahan-bahan lainnya.

Jaga kebersihan lokasi pencampuran, bisa juga dengan melapisi lantai dengan plastik atau terpal


TAHAP PENGOBATAN

Khusus tahap pengobatan, tidak lagi dibagi karena penyebabnya, namun sudah dalam tahap bagaimana mengatasi masalahnya. Bagaimana itu? Coba lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
  • SEGERA lakukan identifikasi masalah dan jangan sampai terlambat. Masalah menjadi hitam/coklatnya baglog sudah langsung terlihat mulai dari ujung depan baglog dengan gejala mulai muncul warna hitam seolah miseliumnya sudah tidak merambat ke arah sana. Jika ini yang terjadi, maka itu sudah menjadi gejala awal. Maka jangan ditunggu sampai warna hitam ini merambat sampai habis, karena jika baglog sudah menjadi coklat/hitam, maka TERLAMBAT dilakukan penanganan.
  • Jika yang Nampak pada gejala awal tidak terlalu banyak, segera lakukan isolasi, atau pemindahan baglog yang bermasalah agar tidak menular ke baglog yang sehat.
  • Lakukan refresh atau dipangkas pada baglog yang menghitam tersebut agar tidak menjalar ke belakang.
  • Lakukan langkah pengobatan, yaitu dengan cara membuka plastic baglog di gulung agak lebar, lalu disemprot menggunakan obat seperti REGEN atau yang sejenisnya.. Sebelum dilakukan pengobatan, hendaknya baglog yang terkena penyakit direfresh terlebih dahulu dengan mencabut semua jamurnya bahkan yang masih pinhead sekalipun..

Demikian pengalaman kami dalam mengatasi masalah baglog yang hilang miselium atau baglog kembali menjadi hitam/coklat padahal sebelumnya putih dengan miselium..

Semoga bermanfaat..