Assalaamu'alaikum Wr Wb, buat rekat-rekan semua, blog ini hadir hanyalah merupakan sharing pengalaman kami dan rekan-rekan. Jika ada manfaat yang bisa diambil, kami sangat bersyukur dan mohon doa. Jika karena sok tahu kami ada yang dirugikan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga isinya bisa merupakan salah satu referensi. Wassalaamu'alaikum Wr Wb


Minggu, 25 April 2010

Mencermati faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas baglog jamur tiram putih

Selalu saja yang menjadi pertanyaan, berapa kg jamur yang dapat dipanen dalam satu baglog jamur tiram putih?
Pertanyaan ini sulit untuk dijawab dengan pasti, karena banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dari baglog jamur tiram putih. Kualitas baglog dalam hal ini adalah kuantitas jamur yang dapat dipanen dari baglog itu.
Sepanjang pengetahuan kami, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain:

1. Kadar atau nutrisi baglog
Banyak sekali referensi mengenai kandungan nutrisi yang dicampurkan dalam serbuk gergaji. Yang sering kami gunakan adalah :
100 kg serbuk gergaji
10kg - 20kg bekatul
1kg calsium carbonate
1kg gula

Penggunaan nutrisi ini juga masih bisa dimodifikasi dengan menggunakan tepung jagung, kedelai, singkong, dan sebagainya.
Mengenai jumlah prosentasenya juga beragam. Tetapi memang menurut FAO jumlah kadar 20% adalah kadar maksimal tetapi beresiko tinggi terhadap kontaminasi jika proses sterilisasinya kurang panas.

Fungsi bekatul / tepung jagung yang kami amati adalah untuk pertumbuhan miselium awalnya. Jika kualitas bekatul baik (kandungan beras berbanding sekam tinggi) tampak miselium putih sempurna dan memanjang dengan cepat.
Jika kandungan nutrisi kurang atau kualitas nutrisi tidak baik, pertumbuhan miselium cenderung lambat, dan tidak putih sempurna (walau akhirnya putih juga sih..). Kami sendiri pernah mengalami pengalaman buruk, ketika membeli bekatul tidak memeriksa dulu, ternyata kualitasnya jelek, kandungan sekamnya tinggi beras sedikit, akhirnya kualitas baglog pun jadi jelek, miselium tumbuh lambat, bahkan banyak yang mati..
lha gimana nggak.. akhirnya kandungan cuma serbuk gergaji dan sekam karena kadar berasnya dikit..
Nah.. pertumbuhan miselium yang baik akan berpengaruh terhadap produksi jamur nantinya..

2. Kualitas bibit (F2)
Untuk menyamakan persepsi kami menyebut PDA dengan F0, kemudian turunannya pada media jagung adalah F1, kemudian turunannya dengan media gergajian adalah F2.
Campuran F2 yang biasa kami gunakan adalah perbandingan 1 jagung 2 bekatul 3 gergajian. Bekatul yang kami gunakan pun yang harga tinggi (kandungan beras tinggi harga 2200 /kg).
Dalam pembuatan bibit, kami bilang kalau dengan media jagung, itu berarti media "murni" jika sudah ada gergajian, maka itu adalah media campuran.
Penggunaan jagung inilah yang memacu pertumbuhan miselium dengan cepat. Ini tampak jika kita memainkan kadar jagung. Pertumbuhan miselium teramati cepatnya pada kadar ini..
Kualitas bibit F2 yang ditanamkan ke baglog akan teramati jika baik, maka akan cepat memutih, selanjutnya pertumbuhan miselium pun akan cepat

3. Jenis serbuk kayu yang digunakan
Untuk budidaya, bisa menggunakan kayu sengon laut, mahoni, mindi, kayu nangka, kayu kembang, kayu albasiah, kayu meranti dan sebagainya. POKONYA BUKAN KAYU CEMARA, DAMAR, PINUS.
Nah.. pemilihan jenis kayu ini pengaruhnya pada berat jenisnya. Disarankan menggunakan kayu yang tidak mudah lapuk (kayu randu bisa digunakan tapi mudah lapuk, akhirnya jamur yang dihasilkan sedikit).
Jenis kayu yang lebih keras tentunya akan menghasilkan jamur lebih banyak. Tetapi di sini sulitnya, pebudidaya tidak selalu mendapatkan jenis serbuk gergaji yang homogen, seringnya campuran.

Ini pengalaman aja yaa..:
  • Ketika menggunakan kayu sengon laut, kami pernah mendapat 390gram /baglog untuk ukuran baglog rata-rata 1,4 kg an.
  • Ketika menggunakan kayu mahoni, kami pernah mendapat 450gram /baglog untuk ukuran balgog rata-rata 1,4kg an juga.

Padahal kualitas campuran nutrisi sama percis.., akhirnya kami berkesimpulan, tidak bisa menjastifikasi kualitas baglog dari satu faktor saja.. faktor pemilihan jenis serbuk gergajian kayu yang digunakan juga berpengaruh besar..

4. Kadar air dalam baglog
Kandungan kadar air dalam baglog menurut teori adalah 65%-75%. Pengukuran kadar air ini sulit dilakukan, biasanya hanyalah berdasarkan perasaan atau pengalaman saja. Indikasinya jika digenggam menggumpal tetapi tidak terlalu basah, itulah kadar air optimalnya.. lha tapi sulit sekali menganalisa kalau hanya berdasarkan ini..
Kadar air dalam baglog ini sangat berpengaruh dalam pertumbuhan jamur tiram nantinya. Jika kadar air kurang, maka pertumbuhan jamur tiram tidak akan bisa optimal.
Tetapi jika kadar air berlebih, baglog akan cepat membusuk, bahkan timbul ulat. Bahkan lagi bisa menghambat pertumbuhan miselia.
Jadi kadar air harus pas dan optimal. TErkadang untuk mengejar bobot, kadar air ditambah, ini juga malah tidak baik bagi kualitas baglog itu sendiri.

5. Berat baglog atau volume baglog
Produksi jamur tiram nantinya akan tergantung pada kuantitas/volume serbuk gergaji dalam baglog. Karena jamur adalah saprofit yang memakan sisa tumbuhan yang telah mati. Jadi semakin banyak volume atau bobot serbuk gergaji yang ada di dalam baglog, semakin banyak pula kemungkinan jamur yang dapat dipanen nantinya. Hal ini berhubungan langsung dengan BER (biological efficiency ratio) nya. Itulah sebabnya jika menggunakan plastik 18x35, untuk mengejar volume yang banyak, akhirnya diperlukan mesin atau alat pemadat, agar jumlah serbuk gergaji dapat tertampung lebih banyak.
Jika tidak, memang disarankan menggunakan plastik yang lebih besar, hingga bobot dan volume baglog bisa lebih banyak..
Artinya.., InsyaALLAH jika biaya yang dikeluarkan sama, menggunakan kadar bekatul 12% pada serbuk gergaji yang dimasukkan ke dalam baglog besar ukuran 2kg, hasilnya lebih banyak dibandingkan menggunakan kadar bekatul 20% tetapi pada baglog ukuran 1,5kg saja.
Kadar bekatul nantinya hanya berpengaruh pada pertumbuhan miselium, tetapi pada pertumbuhan jamur, volume dan bobot serbuk gergaji yang mempengaruhi.

6. Perawatan baglog pada masa produksi
Kalau ini kami sarankan membaca-baca artikel kami tentang tatacara perawatan baglog jamur tiram putih.
Perawatan/care yang diberikan petani pada kumbungnya, pada baglog jamurnya sangat berpengaruh pada kuantitas hasil panen jamur. Perawatan yang optimal, mengawasi, membersihakan, mengatur sirkulasi, tentunya akan menghasilkan jamur lebih daripada yang hanya sekedar ditaruh saja dan mengharapkan hasil panen yang optimal..

Rabu, 21 April 2010

Ready Stock SPINNER agar Usaha Kripik Jamur / Kripik ANDA lebih SUKSES..!!

SPINNER sold out...!!!!

Kapasitas 3kg (kiri) dan 5kg (kanan)

SPINNER, MESIN PENIRIS MINYAK KAPASITAS 5KG..

INFO HARI INI (5 MEI 2010)
STATUS:
terjual
(masih produksi InsyaALLAH jumat ready stok)

HARGA ..

KAP 5KG : Rp. 1.900.000,- /UNIT
KAP 3KG : Rp. 1.650.000,- /UNIT

CALL or SMS ke 0817384454 or 0341 - 7783243

Ayo.. BURUAAAN... kesempatan langka dan terbatas..

SPESIFIKASI MESIN SPINNER
  • Bahan Stainless steel
  • Kapasitas 5kg
  • Menggunakan listrik dengan daya 450W
  • Daya mesin 1/4HP
  • DIMENSI 60cm x 45 cm x 53 cm
  • Keranjang bahan : vorporasi SS
Kegunaan :
  • Mengurangi dan menghilangkan kandungan minyak goreng
  • Makanan seperti kripik bisa lebih renyah dan tahan lama
  • Makanan lebih sehat karena kandungan kolesterol pada minyak goreng sudah dikurangi
Dapat diaplikasikan untuk kripik jamur, kripik buah, tempura, krupuk, kacang, kue goreng.

tertarik memesan..?

email kami

Satriadafi@gmail.com

Fithrawan76@yahoo.co.id

Cara Order:
  1. Emailkan / SMS kami Nama lengkap, alamat pengiriman, alamat email
  2. Kami akan konfirmasi harga alat dan harga pengiriman. detil pembuatan alat dan prediksi waktu hingga alat dikirimkan ke alamat Anda.
  3. Biaya bisa ditransfer ke BCA: 315 024 1498 an Fithrawan Satriyanto
  4. atau ke Bank MANDIRI: 144 000 9770170 an Fithrawan Satriyanto
  5. Konfirmasikan transfer ke 0817384454 atau ke email satriadafi@gmail.com

download demo spinner




Spinner langsung dikirim ke alamat Anda
Harga pengiriman per unit:

Surabaya + Rp. 30.000,-
Jakarta + Rp. 80.000,-
Bandung + Rp. 80.000,-
Bogor + Rp. 100.000,-
Jogja + Rp. 70.000,-

Kota-kota di Kalimantan dan Sulawesi dan Sumatera : email konfirmasi, kami akan menghubungi Anda..


Rabu, 14 April 2010

Mempelajari pola pertumbuhan jamur tiram

Posting ini sebenarnya khusus untuk menjawab banyaknya pertanyaan mengenai strategi panen yang diharapkan bisa menghasilkan jumlah panen yang stabil.
Stabilitas dalam kuantitas panen jamur tiram sangat diperlukan agar selalu dapat memasok jamur ke pelanggan.. agar pelanggan ngga lari tentunya..

Sebuah pertanyaan sederhana yang membutuhkan jawaban panjang dari hasil pendalaman literatur yang kemudian kami terapkan dalam sebuah penelitian kecil yang sederhana.. Penelitian dari orang bodoh yang tidak menggunakan kaidah-kaidah dasar metoda penelitian ini diharapkan dapat sedikit memberikan gambaran bagaimana mengatur pembukaan cincin dapat menghasilkan stabilitas panen.

Sebelumnya mari kita kaji literatur yang kami dapatkan dari FAO berikut ini:
Untuk Oyster Mushroom (jamur tiram), incubation period adalah 4 minggu. Lalu masa produksinya adalah :
Petikan/panen pertama = 5 minggu
Petikan/panen kedua = 8 minggu
Petikan/panen ketiga = 11 minggu
Petikan/panen keempat = 15 minggu
Petikan/panen kelima = 20 minggu

Sebagai catatan :
Production time is the number of weeks following inoculation. This will depend on the season and to the amount of care given by farmers..
alias:
Waktu produksi adalah jumlah minggu termasuk inokulasi. Ini masih sangat tergantung kondisi cuaca dan kualitas perawatan dari petani jamur.

Dengan literatur ini mungkin bisa menjawab pertanyaan.. apakah bisa produksi jamur tiram dipercepat menjadi 2
bulan saja..?
Jawabannya.. sementara ini masih belum mungkin.. kar
ena jamur memerlukan waktu atau jarak antara panen pertama ke panen kedua ketiga dan seterusnya..

Ok.., untuk melihat itu mari kita perhatikan foto-foto berikut. Foto ini sedikit menjelaskan saat awal produksi mulai dari pembukaan cincin hingga panen..

Pembukaan cincin dilakukan tanggal 3 maret, selanjutnya setiap pagi dilakukan raising yaitu pengejutan dengan menurunkan suhu, menyiram kumbung di pagi hari dan baglognya sedikit dengan spray halus
Pada tanggal 11 maret, atau sekitar satu pekan dari pembukaan cincin, mulai muncul pin head atau bakal buah jamur tiram putih.
Pada tanggal 15 maret, atau 4 hari kemudian dimulailah produksi jamur tiram putih.

Tanggal 23 maret atau sekitar satu pekan kemudian, terjadilah puncak panen jamur tiram..

Sederhananya:
Buka cincin --> 7 hari muncul pin head --> 4 hari mulai panen --> 7 hari panen puncak.
Itu adalah waktu yang dibutuhkan jamur tiram.

Sekarang yang menjadi persoalan, jika kita memiliki baglog dalam jumlah tertentu (1000 baglog misalnya) bagaimanakah karakteristik panennya..?
Apakah langsung seluruhnya panen..?

Kami melakukan pengamatan dengan menghitung jumlah baglog yang panen pada 55 hari pertama masa produksi. Pengamatan kami lakukan pada kumbung dengan kapasitas 9000 baglog. Dari sejumlah baglog tersebut, kami lakukan jarak pembukaan cincin baglog yang berbeda untuk kemudian diamati pola pertumbuhannya.
Berikut ini adalah hasilnya:

Grafik berikut adalah pola pertumbuhan pada grup pembukaan kedua sejumlah 1523 baglog dan grup pembukaan ketiga sejumlah 1444 baglog. Jarak pembukaan pertama dan kedua hanya 3 hari.
Grafik berikut adalah pola pertumbuhan pada grup pembukaan ke empat ( 5 hari dari pembukaan kedua)
Grafik berikut adalah pola pertumbuhan pada grup pembukaan ke lima (10 hari dari pembukaan kedua)
Grafik berikut adalah pola pertumbuhan pada grup pembukaan keenam (12 hari dari pembukaan kedua)

Grafik berikut adalah gabungan dari jumlah baglog yang panen:

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari grafik tersebut adalah :
  • Pola pertumbuhan jamur tiram pada 55 hari pertama ternyata menunjukkan kesamaan yaitu membentuk kurva naik turun dan naik lagi.
  • Pola grafik menunjukkan bahwa terjadi 3 kali panen pada 55 hari pertama. Jadi jika dihitung termasuk masa inkubasi, menjadi sekitar 85 hari atau sekitar 12 minggu. Ini berarti literatur dari FAO yang menyebutkan 11 minggu tadi sudah hampir sama dengan pengamatan kami.
  • Pada satu grup pembukaan (misal 1523 baglog pada pembukaan ke dua) Pola pertumbuhan membentuk kurva yang menunjukkan masa produksi panen pertama sekitar 15 hari. Jadi dari sejumlah 1523 baglog tersebut tidak panen langsung seluruhnya melainkan bergantian selama 15 hari. Puncak panen terjadi pada 7 hari setelah masa awal panen teramati. Ini sesuai sekali dengan foto yang tadi kami tunjukkan. Pada tgl 15 mulai awal panen, tanggal23 panen mencapai puncaknya.
  • Pola masa produksi grup pembukaan 15 hari ini juga mirip pada panen kedua dan ketiga seperti yang ditunjukkan pada grafik tersebut.
  • Jarak antara puncak panen pertama dan panen kedua dan panen ketiga kurang lebih sekitar 15-20 hari. Jadi bisa diamati, jika hari ini panen maksimal (banyak) maka InsyaALLAH sekitar 15-20 hari kemudian akan terjadi panen yang banyak pula.
  • Berat panen pertama, kedua, ketiga akan selalu mengalami penurunan.
  • Pada jarak pembukaan cincin yang kurang dari 1 minggu, maka pola pertumbuhan akan mirip atau tidak terlalu berpengaruh.
  • Pada jarak pembukaan cincin sekitar 10-15 hari baru didapatkan perbedaan yang memberikan pola panen yang stabil. Tampak pada grafik gabungan, saat panen dari grup pembukaan kedua dan ketiga menurun, panen pada grup pembukaan ke lima dan ke enam justru pada puncaknya.
  • Dengan mengatur jarak pembukaan baglog per grup sekitar 1 minggu diharapkan dapat menghasilkan stabilitas panen yang baik

Berikut ini adalah grafik hasil panen dalam kg dengan pengaturan pembukaan cincin baglog. Mungkin masih dapat disempurnakan lagi. Tetapi dengan begitu masih bisa didapatkan stabilitas. Pada 3 bulan masa produksi, hasil masih rata-rata 30kg - 50kg per hari

Dari semua itu hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
  • Pola yang diamati khusus pada jamur tiram putih
  • Pola yang diamati tersebut masih sangat tergantung dengan kondisi cuaca, suhu, dan kelembaban
Yang menjadi kata kunci penting dalam pertumbuhan jamur tiram adalah:
Jamur memerlukan oksigen sebagai pemacu pertumbuhan, namun jamur juga membutuhkan kelembaban yang optimal agar bisa tumbuh dengan baik.

Dua kondisi ini sering merupakan kontradiksi, banyaknya oksigen/udara yang masuk ke kumbung dapat menyebabkan kondisi kelembaban kumbung turun. Namun untuk menjaga kelembaban diperlukan kumbung yang tertutup. Jadi memang petani harus sabar melakukan kondisi buka tutup jendela kumbung dengan disertai memperhatikan terus kondisi kelembaban optimal yang bisa menjaga kuantitas panen.


Minggu, 04 April 2010

Penggunaan boiler agar sterilisasi baglog jamur tiram murah, efisien, dan sempurna

Pada proses sterilisasi baglog jamur tiram putih, metoda yang terbanyak digunakan adalah dengan mengkukus atau diberi steam (uap panas) hingga suhu media mencapai 100 derajat C. Setelah suhu media tercapai, kondisi ini hendaknya dipertahankan hingga 4 jam untuk menjamin panas uap telah membunuh semua bakteri yang ada.

Pengukusan baglog dapat dilakukan dengan :
  • Mengukus langsung dengan menggunakan tong
  • Mengukus langsung ke dalam steamer dengan pemasan tong seperti foto di bawah ini namun sistem ini sekarang kurang efektif karena memerlukan bahan bakar yang cukup banyak dan memerlukan waktu yang cukup lama, hingga 12-15jam.
  • Menggunakan boiler sebagai alat penghasil uap untuk dialirkan ke steamer. Dalam posting kali ini memang akan dibahas khusus secara sederhana dan singkat mengenai masalah ini.
Penggunaan boiler ini memiliki berbagai keuntungan:
  • Uap panas yang dihasilkan memiliki tekanan yang tinggi
  • Pemanasan di dalam steamer hanya membutuhkan waktu yang singkat
  • Memperbesar tingkat keberhasilan dalam proses sterilisasi
  • Efektif dalam penggunaan bahan bakar. Dengan skema yang akan dibahas ini, menurut pengalaman kami, menggunakan tong dengan kapasitas sekitar 200 liter, boiler mampu mensterilisasi sekitar 1200 baglog media jamur dalam waktu kurang lebih 8-9jam, dan hanya mengabiskan 1,5 tabung LPG ukuran 12kg. Subhanallah.. berarti jika harga LPG adalah Rp.80.000,- berarti biaya pembelian LPG = Rp. 120.000,-. Jika mampu mensterilisasi 1200 baglog, biaya per baglog untuk proses sterilisasi adalah Rp.120.000 /1200 = hanya Rp.100,- saja.
Trus... bagaimana konstruksi dari boiler itu...???? Berikut sedikit informasinya:

Sebelumnya mari kita diskusikan apa yang dimaksudkan dengan boiler.
Boiler adalah sebuah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air hingga terbentuk sebuah uap panas atau steam.
Air panas atau steam yang dihasilkan ini pada tekanan tertentu digunakan untuk mengalirkan panas ke sebuah proses, yang disini kita manfaatkan untuk proses sterlisasi media baglog jamur tiram putih.

Yang perlu diperhatikan di sini adalah, setelah air panas diubah menjadi steam (uap panas) volumenya akan berubah menjadi 1600 kali, tenaga yang dihasilkan pun bisa menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak.. Nah.. untuk itu penggunaan boiler dan pemilihan jenis bahan untuk membuat boiler perlu diperhatikan dengan baik, karena menyangkut keamanan.

Jenis boiler yang umumnya dibuat untuk industri ini adalah :

Fire tube boiler
Yaitu dengan sistem panas dari api pemanasan melalui sebuah tube atau pipa-pipa selanjutnya air umpan berada di dalam sebuah shell atau bejana diubah menjadi steam.
Fire tube boiler ini biasa digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil dengan tekanan uap (steam) yang sedang sampai besar. Fire tube boiler ini cukup efektif untuk kecepatan steam 12.000 kg/jam dengan tekanan hingga 18 kg/cm2.
Sistem fire tube boiler ini konstruksinya bisa di gunakan dalam pembuatan boiler sederhana untuk dimanfaatkan dalam sterilisasi media baglog jamur tiram.

Water tube boiler
Air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk ke dalam drum. Air yang tersirkulasi ini kemudian dipanaskan oleh gas pembakar dan terbentuklah steam dalam daerah uap di drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tenaga steam sangat tinggi seperti pada pembangkit tenaga.

Ilustrasi skemanya pada gambar berikut:

Terus bagaimana untuk konstruksi boiler yang efektif bagi sterilisasi media baglog jamur tiram?
Konstruksi yang di pilih bisa merupakan pemanfaatan skema fire tube boiler atau water tube boiler. Kapasitas air dan uap pada bejana sederhana umumnya sekitar 200 liter. Konstruksi yang dipilih bisa menggunakan plat baja atau tong sederhana.

Berikut ini salah satu skema sederhana dari boiler yang dimanfaatkan untuk menghasilkan uap panas yang dialirkan ke dalam steamer :



pembuatan boiler sesuai skema di atas


Boiler dengan modifikasi skema di atas dan
menggunakan bahan bakar kayu bakar saja

Yang perlu diperhatikan adalah :
  • Periksa betul ketebalan tong yang digunakan, sebaiknya gunakan yang cukup tebal.
  • Bejana di dalam boiler bisa menggunakan plat baja atau juga tong, bentuknya bisa menyerupai tabung juga dan di atasnya terdapat pipa baja 3".
  • Pada bagian pipa sirkulasi yang terdapat dalam boiler berguna untuk mengalirkan air yang dipanaskan oleh gas pembakar dipasang rapat secara zigzag dengan tujuan masing-masing pipa mendapatkan panas yang merata dari api kompor.
  • Gunakan pipa galvanis dengan ketebalan cukup
  • Perhatikan dengan benar posisi level air jangan sampai melebihi batas lower, karena tenaga boiler bisa sangat besar dan dikhawatirkan meledak.
  • Walaupun penggunaan tong lebih murah (paling hanya habis 2juta an) tetapi disarankan tetap menggunakan bahan plat baja atau stainlesssteel agar lebih aman dan tanah lama.

Untuk skema boiler yang menggunakan fire tube boiler, skemanya seperti berikut ini:

Untuk fire tube boiler ini yang digunakan adalah plat baja setebal 4mm, sehingga biaya pembuatannya agak mahal. Skema ini memerlukan pemanasan api yang diberi blower yang bertujuan untuk menyalurkan api lebih sempurna ke dalam pipa pengumpan panas.