Assalaamu'alaikum Wr Wb, buat rekat-rekan semua, blog ini hadir hanyalah merupakan sharing pengalaman kami dan rekan-rekan. Jika ada manfaat yang bisa diambil, kami sangat bersyukur dan mohon doa. Jika karena sok tahu kami ada yang dirugikan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga isinya bisa merupakan salah satu referensi. Wassalaamu'alaikum Wr Wb


Selasa, 03 Mei 2011

Pentingnya manajemen pembibitan jamur tiram putih



Dalam posting sebelumnya sudah sering kami bahas bahwa yang sangat mempengaruhi kualitas baglog jamur tiram adalah kualitas dari bibit yang menginokulasikannya. Bibit yang berkualitas itu harus dimulai dari indukan, PDA, F1, dan F2 yang berkualitas.


PDA terpilih dengan perkembangan miselium terbaik

Namun, seringkali hal ini sedikit terlupakan bagi pebudidaya jamur tiram putih. Mengapa demikian? Karena pada umumnya pebudidaya terlalu fokus dan keasyikan dalam membuat serta memproduksi baglog jamur tiram, nah saat pekerjaan yang terkadang dikejar jadual dan pemesanan yang banyak tersebut, ketersediaan bibit F2 untuk inokulasi baglog nanti sering kelupaan.

Stok F2 harus selalu dicek, pembuatan rutin bisa lebih menjamin kualitas bibit karena dalam memproduksi baglog, kita juga memerlukan waktu

Jadinya bagaimana..? Jika kurang terjadual dengan baik, terkadang pebudidaya sudah terlanjur melakukan proses sterilisasi baglog jamur tiram, namun bibit F2 yang ada kurang atau bahkan tidak ada sama sekali..? Terus akhirnya.., senggol sana senggol sini, dan yang lebih parahnya, ada juga yang kemudian masuk ke dalam kumbung produksi, lalu memilih baglog yang miselia putihnya bagus, selanjutnya digunakan untuk pembibitan inokulasi..

Salah satu persyaratan untuk kualitas bibit F2 yang baik adalah dalam 7 hari, perkembangan miselia telah mencapai 2,5cm dengan warna putih tebal yang homogen hingga penuh


Kualitasnya bagaimana..? yaa.., jangan ditanya, dengan posisi itu jangan heran bentuk jamur, karakter panen, dan jumlahnya selanjutnya tidak sesuai target yang diharapkan..

Nah.., untuk mengatasi kasus-kasus seperti ini, manajemen pembibitan kiranya perlu sekali untuk diperhatikan secara serius..
Lalu, apa kata kunci bagi manajemen pembibitan yang baik..?
Sederhana sekali ternyata.., yaitu RUTIN dan WAKTU. Itu saja..

RUTIN
Maksud dari kata kunci ini adalah, dalam pembuatan bibit jamur tiram mulai PDA, F1, dan F2, yang dibutuhkan hanyalah ketekunan, rutinitas yang terjaga, dan kontrol kualitas yang baik. Lebih baik membuat bibit itu adalah sedikit tapi rutin, dari pada sekali tapi langsung banyak.., karena seringkali banyak (kuantitas) itu melupakan kontrol, sehingga kualitas menjadi kurang terjaga dengan baik.

WAKTU
Maksudnya adalah, baik bibit PDA, F1 maupun F2, memiliki durasi waktu pemanjangan miselia yang berbeda. Masing-masing waktu itu harus diperhatikan dengan seksama, karena itu menyangkut kualitas nantinya. Selain itu, masing-masing bibit juga memiliki waktu kadaluarsa, yang menyebabkan semua durasi itu harus tercatat dan diperhatikan dengan baik.

Selanjutnya, apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses inokulasi agar kualitas baglog tetap bisa terjaga dengan baik..? Untuk itu beberapa poin berikut bisa menjadi perhatian:

Memperhatikan jumlah bibit yang digunakan untuk inokulasi
Sebelum membahas mengenai kebutuhan bibit, dan manajemennya, mari kita review sedikit mengenai inokulasi. Ini sangat penting karena menyangkut kualitas miselia yang akan dihasilkan oleh baglog nantinya.
Dalam persyaratan yang diberikan, pemberian bibit saat inokulasi adalah sebanyak 0,8% - 1,3% dari berat media yang akan dibuat. Pada umumnya pebudidaya menggunakan plastik berukuran 18x35cm yang memiliki berat sekitar 1,35kg - 1,4kg per baglog.
Ini artinya jumlah bibit yang harus diinokulasikan ke dalam baglog adalah sejumlah:
Minimal kurang lebih 11gram per baglog
Maksimal kurang lebih 18 gram per baglog

Jumlah yang di Inokulasi ke baglog kurang lebih 11gram - 18gram

Nah, jika bibit F2 yang digunakan menggunakan media gergajian dalam botol ex saus, maka jika dirata-rata, per botolnya akan menghasilkan minimal 20 baglog, maksimal 30 baglog.
Ini perlu untuk dijelaskan, karena jangan sampai kita terlalu irit dalam menggunakan bibit F2 dalam inokulasi, karena akan berpengaruh dalam perkembangan miselia.

Inokulasi bibit F2 yang baik akan cepat menghasilkan pertumbuhan miselia pada baglog, hal ini akan tampak pada waktu 24-48 jam setelah inokulasi

Selain itu ini juga untuk lebih memahamkan bahwa tidak sama bibit yang diberikan pada baglog ukuran 1,4kg dengan baglog berukuran berat 2kg.

Memperhatikan waktu/saat inokulasi yang pas
Waktu inokulasi atau pemberian bibit pada baglog yang terbaik setelah proses sterilisasi di dalam steamer adalah pada suhu kurang lebih 38 derajat C. Waktu ini didapatkan pada kurang lebih 12 jam setelah baglog dikeluarkan dari ruang steamer.

Baglog setelah dikeluarkan dari steamer, membutuhkan waktu pendinginan sekitar 12 jam sebelum siap di inokulasi bibit F2

Yang perlu diperhatikan adalah, jangan memberikan bibit saat baglog masih terlalu panas, namun juga tidak boleh saat baglog sudah terlalu dingin. Maksimal waktunya adalah 24 jam setelah dikeluarkan dari steamer. Jika baglog terlambat diinokulasi setelah keluar dari steamer, dikhawatirkan terjadi kegagalan.

Memperhatikan usia bibit F2 yang digunakan untuk inokulasi
Dalam pengamatan kami, bibit F2 yang terbaik untuk inokulasi adalah bibit yang miseliumnya telah mencapai 100% +2-3 hari. Saat itu miselium dalam botol F2 telah tercapai puncak kematangannya.
Bibit F2 bisa dikatakan expired atau kurang bagus untuk digunakan adalah bibit F2 yang setelah mencapai 100% miselium +3pekan. Atau bibit F2 yang telah tumbuh jamurnya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan agar kita selalu mendapatkan bibit F2 dengan kualitas terbaik saat inokulasi.

Ok, setelah memperhatikan 3 hal tersebut, saatnya kita mengatur dengan benar manajemen pembibitannya. Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah:
  1. Perhatikan lamanya waktu pembentukan miselia pada PDA, F1, dan F2. Ini sudah kami bahas pada posting mengenai memperhatikan durasi pembentukan miselia. Ini sangat penting, karena dari sinilah penjadualan pembibitan akan diatur waktunya.
  2. Hitung dengan benar kapasitas produksi pembuatan baglog Anda, misalnya 500 baglog per hari, 1000 baglog per hari, dan seterusnya. Dengan itu prediksikan berapakah produksi baglog per pekannya dan selanjutnya per bulan.

  3. Selanjutnya sesuaikan dengan benar kebutuhan bibit F2 kita berdasarkan hitungan produksi tadi dengan waktu durasi pemanjangan miselia pada PDA, F1, dan F2. Ini sangat penting agar kita selalu mendapatkan bibit F2 dalam kondisi yang terbaik untuk inokulasi. Tidak terlalu muda, tidak pula expired/kadaluarsa atau terlalu tua untuk inokulasi.
Setelah memperhatikan tiga poin tersebut, mari kita perhatikan lagi poin perkembangan miselia berikut:
  • Perkembangan miselia PDA pada botol UC1000 adalah: miselia mencapai 100% dalam waktu kurang lebih 10 hari, dan akan kadaluarsa dalam waktu 1 bulan kemudian.
  • Perkembangan miselia F1 media jagung pada botol ex saus akan mencapai 100% dalam waktu kurang lebih 20 hari, dan akan kadaluarsa dalam waktu 3 pekan berikutnya.
  • Perkembangan miselia F2 media jagung pada botol ex saus akan mencapai 100% dalam waktu kurang lebih 20 hari, dan akan kadaluarsa dalam waktu 3 pekan berikutnya.

  • Perkembangan miselia F2 media gergajian pada botol ex saus akan mencapai 100% dalam waktu kurang lebih 30 hari, dan akan kadaluarsa dalam waktu 2 pekan berikutnya.



Memperhatikan durasi pemanjangan miselia bibit media jagung


Memperhatikan durasi pemanjangan miselia bibit media gergajian

Nah, setelah memperhatikan perkembangan miselia tersebut, dapat kita atur dengan baik bagaimana manajemen pembuatan bibit mulai PDA, F1, dan F2 agar selalu didapatkan kualitas F2 yang terbaik pada saat digunakan untuk inokulasi baglog jamur tiram putih nantinya.

Untuk itulah diperlukan penjadualan kerja dalam pembuatan bibit, dan setiap bibit juga perlu diberi label dengan isi jenis, generasi, media yang digunakan, dan tanggal inokulasi. Hal ini sangat penting agar kita bisa menentukan saat yang tepat dalam penggunaan bibit jamur tiram putih nantinya.
Pemberian label pada bibit F1 dan F2 penting dalam manajemen pembibitan

Dalam pengalaman kami yang hanya mengerjakan kurang lebih 10.000 baglog tiap bulannya, pembuatan PDA cukup dilakukan 1-2 kali per bulannya. Pembuatan bibit F1 dibuat tiap pekan, dan bibit F2 dibuat sepekan 2kali. Jumlah disesuaikan kapasitas produksi. Tapi seperti keterangan sebelumnya, yang penting rutin walau sedikit, itu justru lebih baik hasilnya..