Assalaamu'alaikum Wr Wb, buat rekat-rekan semua, blog ini hadir hanyalah merupakan sharing pengalaman kami dan rekan-rekan. Jika ada manfaat yang bisa diambil, kami sangat bersyukur dan mohon doa. Jika karena sok tahu kami ada yang dirugikan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga isinya bisa merupakan salah satu referensi. Wassalaamu'alaikum Wr Wb


Minggu, 28 November 2010

Agar panen banyak/wajar, ini PERLU DIPERHATIKAN..!!

Bagi pemula, bahkan bagi yang sudah lama bergelut di bisnis jamur tiram ini, terkadang kita kurang tahu apakah progress panen pada kumbung jamur tiram kita sudah normal/optimal.
Banyak juga yang mengeluhkan kenapa kog panen jamur tiram pada kumbungnya sedikit?

Bagaimana menilai bahwa jumlah jamur yang dipanen pada kumbung itu normal atau tidak..?
Dan bagaimana pula untuk bisa mendeteksi apabila jumlah panen tersebut dibawah standar?
Panen jamur bisa dikatakan baik/wajar/banyak apabila memenuhi beberapa indikasi berikut ini:

1. Kestabilan panen
Kami pernah menulis sebelumnya bahwa jumlah baglog yang panen pada suatu kumbung berfluktuasi antara 3% hingga 10% dari jumlah baglog yang ada. Jadi jika kita memelihara 1000 baglog, maka setiap harinya jumlah baglog yang mengeluarkan jamur tiram putih adalah 30 buah hingga 100 buah baglog.
Jika berat rata-rata jamur tiram yang dipetik di tiap baglognya memiliki berat 100gram, maka hasil panen hariannya berkisar antara 0,1x30= 3kg hingga 0,1x100= 10kg.

Berat satu tangkai jamur tiram bisa mencapai 100gram lebih

Dalam pengalaman kami, kisaran rata-rata per 1000 baglog adalah kurang lebih menghasilkan 4kg-5kg jamur tiram putih. Jadi jika merawat 5000 baglog tinggal dikalikan saja = 20kg-25kg per hari, dan seterusnya jika 10.000 baglog.

2. Progress panen pada bulan pertama dan kedua
Karakteristik panen jamur tiram putih jenis florida dan ostern memang bierbeda, tetapi kalau direkapitulasi hasilnya pada bulan pertama dan kedua, hasilnya hampir sama.
Diasumsikan hasil jamur totalnya adalah 30% dari berat baglog (baca berapa hasil panen jamur tiram total), jika berat baglog 1400gram (1,4kg), maka target panen adalah = 0,3*1400 = 420gram (4,2ons). Ini jumlah panen yang sangat optimis dan baik, jadi per 1000 baglognya diharapkan akan menghasilkan panen total 420kg dalam 4-5bulan masa panen.
Nah.., progress panen yang wajar/baik dari target tersebut adalah:

Pada bulan pertama, kira-kira sudah mencapai 35% dari target panen = 147kg
Pada bulan kedua, kira-kira sudah mencapai 65% dari target panen = 273kg.

Jadi, jika progress panen pada kumbung kita tidak mencapai angka itu, bisa dikatakan bahwa ada masalah yang harus diperhatikan. Tetapi jika tidak terlalu jauh capaiannya, ya bisa dikatakan juga masih wajar. Kalau lebih.. Alhamdulillah tentunya..

3. Rekapitulasi hasil total
Rekap total ini hanya bisa dilakukan jika sudah mencapai 4bulan masa produksi. Di sini kita sudah tidak bisa berbuat banyak jika jumlah panen dibawah target, karena baglog sudah melewati masa produksinya. Ini tentunya ditandai dengan baglog yang sudah kempes dan ringan. Bagi sebagian pebudidaya mungkin juga ada yang bisa hingga 6bulan. Tetapi bagi kami, umur yang pendek ini agar perputaran bisnis bisa lebih cepat. Hasil panen total jamur per baglognya seperti yang telah dibahas sebelumnya yaitu berkisar antara kurang lebih 30% dari berat baglog. Ini sudah pernah kami bahas dalam berapa hasil panen jamur bagian 1, dan berapa hasil panen jamur bagian 2.

Dari ketiga indikasi tersebut, InsyaALLAH sudah bisa ditentukan, apakah panen jamur tiram pada kumbung kita normal atau kurang baik. Penting kiranya diperhatikan, jika indikasi kurang baik panen tersebut sudah dideteksi pada bulan pertama, agar kita bisa segera menentukan langkah berikutnya untuk melakukan identifikasi masalah dan segera melakukan perbaikan.

Ada baiknya juga referensi tentang pola pertumbuhan jamur tiram berikut diperhatikan juga untuk menilai normal tidaknya panen jamur di kumbung.

Jika Ternyata panen tidak baik, (kurang banyak) ada beberapa sebab yang PERLU DIPERHATIKAN, YaiTU..:

1. Kadar/takaran nutrisi pada baglog kurang baik/tidak sesuai.
Takaran yang baik yang terkandung dalam baglog biasanya adalah kandungan sekitar 15%-20% akumulasi kadar tepung jagung dan bekatul. Boleh juga ditambah sedikit air gula. Tetapi pada jenis kayu tertentu terkadang penambahan aditif seperti air gula malah tidak sesuai. Nah.., apabila kadar takaran ini kurang, walaupun tumbuh miselium, terkadang jumlah jamur yang dipanen kurang baik. Baca posting kami tentang faktor yang mempengaruhi kualitas baglog.

2. Bibit yang kurang baik.
Hal ini sudah kami bahas sebelumnya. Intinya memang harus digunakan strain bibit yang berkualitas untuk menghasilkan panen yang baik pula.

3. Kontaminasi dan gangguan hama.
Pada saat di kumbung, bisa jadi ada gangguan dari bakteri tertentu, hama ulat, siput kecil, dsb. Ini terjadi bukan karena baglog yang kurang matang pada proses sterilisasi, tetapi kondisi kumbung itu sendiri yang kurang bersih. Penting dilakukan, sebelum diisi baglog, kumbung disterlisasi dengan menggunakan formalin 4% atau bisa juga dengan menggunakan fungisida. Bersihkan kumbung dengan baik, dan usahakan lingkungan sekitar kumbung pun hendaknya bersih. Dalam artian di sekitar kumbung kalau bisa jangan ada tempat pembuangan sampah atau sejenisnya.

4. Kumbung terkena banyak kontaminasi gas, asap, CO2..
Perkembangan jamur memerlukan oksigen sebagai pemicu tubuh buah. Kontaminasi asap atau Co2 yang berlebihan masuk ke dalam kumbung tentunya dapat menghambat perkembangan atau pembentukan tubuh buah. Akhirnya baglog gagal atau hanya sedikit menghasilkan jamur. Usahakan pembangunan kumbung jauh dari lokasi pembakaran sampah, bengkel motor, dan apapun yang menghasilkan asap. Lebih bagusnya kalau dekat dengan pepohonan.

5. Tata cara panen dan perawatan yang salah
Perawatan sangat penting, ini dikarenakan pemanenan jamur adalah setiap hari. Cara panen yang benar adalah mencabut jamur hingga akarnya secara sempurna, bahkan hingga gergajiannya ikut juga. Pencabutan yang tidak sempurna menyebabkan tertinggalnya sisa tangkai di mulut baglog, hal inilah yang menyebabkan menghalangi panen berikutnya dan bahkan jika membusuk dapat menyebabkan munculnya ulat, bakteri, dan mengkontaminasi baglog.

Perawatan memang sebaiknya dilakukan dengan teliti per baglog

Jadi cara panen yang benar disertai dengan selalu memeriksa kebersihan baglog sangat menentukan hasil panennya.

6. Kurangnya sirkulasi udara dan cahaya
Apabila pada masa inkubasi untuk perkembangan miselium tidak memerlukan oksigen, sebaliknya pada saat fase penumbuhan jamur, sangat diperlukan oksigen sebagai pemicu tumbuhnya. Jadi kumbung yang kurang baik sirkulasi udaranya akan berpengaruh pada hasil panen nantinya. Ini juga terkait dengan jumlah baglog yang terlalu padat dan banyak pada kumbung, akhirnya karena sirkulasi udara kurang, jamur yang dihasilkan pun kurang baik dalam kuantitas. Standar pembuatan kumbung yang baik memang masih terus dicari, tetapi beberapa referensi kumbung pada posting kami sebelumnya bisa menjadi pertimbangan.

7. Kelembaban udara yang kurang..
Kelembaban udara yang diperlukan agar dihasilkan jamur yang baik berkisar antara 80%-90%. Apabila kelembaban udara kurang, dikhawatirkan baglog akan mengering, ini yang menyebabkan jumlah panennya akan berkurang, karena kadar air dalam baglog harus stabil di kisaran 70%, jika berkurang, maka akan kurang juga jamurnya atau malah gagal menumbuhkan jamur.

8. Kadar air dalam baglog yang berlebihan
Ini malah kontradiksinya, kadar air dalam baglog harus pas. Jika berlebih, dikhawatirkan akan memicu kontaminan yang akhirnya baglog akan gagal menumbuhkan jamur tiram.
Mungkin masih ada beberapa hal lagi, tetapi memang umumnya berkisar antara perawatan baglog di dalam kumbung..
Memang untuk merawat baglog jamur tiram, diperlukan ketelatenan, ketelitian, dan juga harus rajin dalam artian menjaga higinitas dan kebersihannya. Kumbung yang dirawat dengan baik akan berpotensi menghasilkan jamur tiram dalam jumlah yang banyak pula..

Pengalaman kami, ada kumbung yang perawatannya optimal, dari 6500baglog ukuran 1,4kg dapat menghasilkan jamur sebanyak 3000kg (3ton) dalam waktu 130hari..

Tetapi sebaliknya, ada kumbung yang kurang dirawat dengan baik, dari 5900baglog ukuran 1,4kg hanya menghasilkan jamur sebanyak 1700kg saja.

Intinya.., semua kembali kepada kita sendiri... tidak ada bisnis atau usaha yang hasilnya bisa optimal jika tidak dengan benar diperhatikan

Jumat, 05 November 2010

Tips tentang kualitas bibit jamur tiram

Salah satu faktor penting yang menentukan kualitas baglog jamur tiram adalah kualitas dari bibit jamur tiram putih. Bibit jamur yang baik nantinya akan menurunkan miselium jamur secara cepat dan berkualitas pula.
Berikut ini sedikit tips yang perlu diperhatikan dalam menghasilkan dan juga menggunakan bibit jamur tiram putih agar menghasilkan baglog yang berkualitas.

Bibit yang baik berasal dari indukan yang baik pula
Tips pertama ini artinya kita harus benar-benar memperhatikan kualitas indukan yang nantinya akan digunakan untuk membuat PDA. Memang dalam mencari indukan ini agak sulit dan sedikit untung-untungan juga, karena kita hanya mengadalkan kasat mata saja. Harapannya memang indukan yang dipilih dalam membuat PDA itu mengandung spora jamur yang banyak sehingga PDA yang dihasilkan bisa tebal dan bagus miseliumnya. Tentang pembuatan bibit PDA ini bisa dilihat pada posting kami Pembibitan F0.

Pengalaman kami dalam membuat PDA, dari beberapa botol PDA, kami benar-benar memilih PDA yang memiliki miselium tebal, seperti pada contoh foto berikut ini.
Miselium yang tebal pada PDA ini nantinya jika diturunkan, InsyaALLAH akan menghasilkan bibit F1 dengan kualitas baik. Dan tentu saja selanjutnya dari kualitas bibit F1 yang baik akan menghasilkan bibit F2 dengan kualitas baik pula.
Pada foto berikut tampak miselium pada PDA sebelah kiri kurang kuat, ini berarti indukan yang dipilih kurang memiliki spora yang kuat, sedang yang sebelah kanan tampak miselia tebal dan banyak, jadi PDA dari botol sebelah kanan yang dipilih untuk diturunkan ke F1.



Pastikan dan catat turunan dari bibit yang ada
Sebelumnya mari kita samakan persepsi dahulu. PDA kami sebut dengan F0, selanjutnya turunan PDA yaitu F1, turunan F1 disebut F2.
Untuk menghasilkan baglog jamur yang baik, seyogyanya maksimal turunan ada di F2, memang jika kualitas F2 cukup baik, masih boleh diturunkan menjadi bibit F3, tetapi tetap sebaiknya terakhir turunan untuk menghasilkan baglog adalah bibit F2.
Mengenai pembuatan F1 dapat dilihat di posting kami tentang pembibitan F1.
Tingkat kekuatan atau kerapatan miselium akan semakin menurun jika bibit diturunkan. Jadi pada PDA, tampak miselium yang merambat pada media agar sangat rapat dan halus.. ini hanya kasat mata saja, tetapi juga bisa diamati dengan menggunakan mikroskop. Selanjutnya jika diturunkan ke F1, tingkat kerapatan miselia akan berkurang, demikian seterusnya.

Pada foto berikut ini sama-sama menggunakan media jagung, tetapi pada foto bagian kiri adalah F2, sedang yang kanan F1. Jika diamati dengan benar, akan tampak miselia pada F2 sedikit lebih kasar dari yang F1 yang teramati halus dan lebih lembut (lebih rapat).
Yang sering jadi pertanyaan, apakah bisa bibit F1 langsung diturunkan ke baglog. Menurut pengalaman kami jawabannya bisa, tetapi karakter tumbuh jamur pada awal kecil-kecil, bergerombol dan tipis, jamur baru tumbuh normal setelah panen ke-2.

Gunakan media yang baik pada F2
Untuk membuat bibit F2 bisa menggunakan jagung, gabah, atau campuran gergajian. Dalam pengamatan kami, memang F2 yang menggunakan jagung perkembangan miselianya kuat, namun terkadang beresiko ketika di kumbung seringkali diganggu hama tikus. Tikus memakan bibit jagung yang terdapat pada baglog yang akhirnya menyebabkan baglog menjadi rusak. Bibit F2 yang menggunakan gabah dalam pengamatan kami kekuatan miselianya masih di bawah jagung, dan seringkali karena bentuknya lancip/tajam, beresiko menyebabkan plastik baglog menjadi lubang yang akhirnya memicu kontaminasi.
Karena sebab-sebab tersebut, kebanyakan pebudidaya menggunakan media gergajian pada bibit F2 karena dirasa aman. Sebab kedua adalah, pada baglog media yang digunakan adalah media gergajian, jadi jika bibit F2 nya juga gergajian, maka lebih sesuai.
Campuran F2 yang baik adalah menggunakan perband ingan jagung giling, bekatul, gergajian dengan 1:2:3. Ini adalah formula dengan nutrisi tinggi. Tingginya nutrisi ini akan teramati pada tebalnya warna putih miselia yang merambat. Kami sendiri untuk meyakinkan, terkadang menggunakan campuran konsentrat 1:2:1, walau resiko pembuatan cukup tinggi. Tetapi jika menggunakan autoclave dengan tekanan 2,5BAR selama 60 menit, InsyaALLAH tingkat kegagalan sangat rendah.
Bagi kami, F2 yang baik juga harus padat, sehingga miselia yang terdapat dalam botol sangat rapat dan kuat, ini nantinya akan tampak jika diinokulasikan ke baglog, dalam 1botol F2 yang padat bisa menghasilkan 40baglog bahkan lebih. Baglog yang dihasilkanpun InsyaALLAH akan cepat membentuk miselia.

Perhatikan waktu inokulasi yang tepat
Waktu inokulasi bibit F2 ke baglog maksimal adalah 24 jam sejak dikeluarkan dari steamer. Suhu terbaik menurut pengalaman kami adalah di kisaran 38 derajat C atau masih agak hangat. Jika baglog sudah terlalu dingin saat diinokulasikan beresiko terhadap kegagalan.
Lihat posting kami tentang inokulasi baglog.

Perhatikan usia bibit F1 dan F2
Bibit bisa dikatakan kadaluarsa atau kualitasnya berkurang jika sudah lebih dari 2 minggu sejak miselia mencapai 100% pada botol. Menurut pengalaman, usia maksimal adalah 1 minggu sejak miselia mencapai 100%, lebih dari itu kekuatan bibit sudah berkurang karena termakan oleh bibit itu sendiri. Menurut pengalaman kami, bibit dengan usia yang masih muda, baru mencapai 100% memiliki kekuatan yang baik untuk digunakan pada baglog. Bahkan jika pada botol, miselia masih mencapai 90%, itupun sudah bisa digunakan dan bibit ini memiliki kekuatan yang baik. Syaratnya jangan digunakan seluruhnya, gunakan hanya 50% dari isi botol, lalu tutup kembali dengan rapat dan disimpan. Ketika sisa bibit miselia sudah penuh, langsung habiskan. Cara ini dapat digunaka apabila kita ingin segera menggunakan walau bibit belum mencapai 100%.

bibit sisa setelah miselium mencapai 100%

Usia ini sangat penting untuk diperhatikan, dan juga bisa menjadi tips bagi Anda jika ingin membeli bibit jamur.

Bibit F2 usia 3hari, 8hari, dan 15 hari


Sebaiknya jika membeli bibit, jangan yang kondisi sudah penuh, karena kita tidak tahu sudah berapa lama miselia tersebut penuh. Lebih baik bagi kita jika harus membeli bibit, yang kondisi rata-rata 70% atau 80% saja.

Kebersihan atau sterilnya ruang inokulasi
Ini sangat penting, karena bisa jadi semua bibit sudah memiliki kualitas baik, tetapi karena ruang inokulasi kurang steril, malah bisa menyebabkan kegagalan. Karena itu baju yang kita gunakan pun sebaiknya baju khusus yang bersih, sebelum masuk ruang inokulasi, kita harus menyemprotkan tangan, kaki, baju kita dengan alkohol 70%. Dan dalam melakukan inokulasi, api pada bunzen juga harus diletakkan dekat dengan baglog untuk memastikan sterilisasinya.