Assalaamu'alaikum Wr Wb, buat rekat-rekan semua, blog ini hadir hanyalah merupakan sharing pengalaman kami dan rekan-rekan. Jika ada manfaat yang bisa diambil, kami sangat bersyukur dan mohon doa. Jika karena sok tahu kami ada yang dirugikan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga isinya bisa merupakan salah satu referensi. Wassalaamu'alaikum Wr Wb


Sabtu, 30 April 2011

Sinergi luar biasa budidaya jamur dengan budidaya cacing lumbricus rubellus

Tulisan kali ini akan membahas sedikit lebih mendalam tentang bagaimana sinergi antara limbah baglog dengan budidaya cacing lumbricus rubellus, ini untuk melanjutkan posting sebelumnya mengenai potensi limbah buangan baglog jamur tiram putih.

Saya bersama Mas Abdul Azis Adam pemilik dan pengembangan budidaya cacing lumbricus rubellus, budidaya belut, pengembangan pupuk organik juga

Memang sudah saatnya pemanfaatan limbah baglog jamur tiram putih ini dicarikan solusi yang lebih berdaya guna agar selanjutnya bisa merupakan solusi yang lebih kompeherensif. Dan...... menguntungkan tentunya.

Baglog jamur tiram putih yang akan dimanfaatkan untuk budidaya cacing

Alhamdulillah kami dipertemukan kembali oleh Allah SWT dengan sahabat kami di masa SMA dulu, dan ini merupakan pertemuan yang tidak disangka dan akhirnya bisa berlanjut ke sinergi yang sangat serius..
Saat ini kami sedang mengembangkan sebuah potensi pemanfaatan limbah baglog jamur tiram putih untuk selanjutnya membuat sebuah pupuk organik dari Kascing/kotoran cacing dan campuran kascing dengan berbagai bahan organik lainnya.

Pupuk organik ini nantinya sangat berkualitas tinggi terutama untuk tanaman seperti bunga-buah dan sebagainya. Kebetulan sekali di Kota Batu dan sekitarnya adalah salah satu penghasil bunga yang sangat besar.., jadi pemasaran pupuknya tidak terlalu jauh juga..

Cacing lumbricus rubellus diantara gergajian dari baglog buangan

Ok.., sekarang akan kami cerita-cerita sedikit tentang budidaya cacing lubricus ini
Apa sih, manfaat dan kegunaan cacing lumbricus, dan nantinya dipasarkan ke mana saja..? Berikut beberapa manfaat dari cacing lumbricus:
  • Karena mengandung protein yang tinggi, cacing paling umum digunakan sebagai bahan makan / pakan hewan ternak atau hewan budidaya seperti jenis burung/unggas, perikanan/ikan, kodok, udang dan sebagainya.

  • Cacing juga dapat diolah sebagai bahan baku pembuatan kosmetik
  • Cacing lumbricus ini sekarang juga sudah dikembangkan sebagai salah satu bahan obat karena dapat menurunkan tekanan darah. Fungsi paling umumnya adalah dapat menurunkan penyakit demam/panas dan meredakan penyakit tipus. Untuk ini biasanya cacing dikeringkan lalu di ekstrak dalam bentuk kapsul.

Kemudian, bagaimana cara membudidayakan cacing ini? Untuk menjawab ini, kita harus memahami dulu bagaimana kondisi yang terbaik untuk perkembangan cacing. yaitu:
  • Tanah sebagai media rumahnya harus mengandung banyak bahan organik, ini nantinya yang akan kita ganti dengan media gergajian dari baglog buangan. cacing menyukai bahan yang mudah membusuk karena mudah dicerna oleh tubuhnya.

  • Cacing menyukai kondisi dengan ph sedikit asam dan netral yang kurang lebih 6-7. Pada kondisi ini bakteri dalam tubuh cacing dapat bekerja optimal untuk melakukan pembusukan dan fermentasi. Kondisi ini harus benar-benar diperhatikan, karena jika pada gergajian terjadi fermentasi berlebihan dan panas, maka justru dapat membunuh cacing itu.

  • Kelembaban optimal di kisaran 30%

  • Suhu yang disukai oleh cacing karena dapat memicu pertumbuhan cacing dan perkembangbiakannya adalah sekitar 15-25 derajat C, untuk ini tempat budidaya cacing sebaiknya terlindung dari sinar matahari langsung. Kalau bisa dibuatkan semacam rumah atau naungan sederhana sehingga terjaga suhu dan kelembabannya.

Memang menurut rekan kami ini, untuk berhasil dalam melakukan budidaya cacing, kita harus terlebih dahulu memahami kondisi yang disenangi oleh cacing tersebut. Pada awalnya budidaya cacing dan pada umumnya diletakkan pada kotak-kotak dalam jumlah banyak, selanjutnya cacing dibiakkan di tempat tersebut.

Budidaya cacing pada kotak-kotak kayu


Gergajian dari baglog buangan sebelum dimakan cacing


Sebaiknya memang sebelum membudidayakan dalam jumlah banyak, dicobakan dahulu.. caranya:
Bibit cacing yang ada dicobakan dahulu di media yang ada dalam kotak-kotak, perhatikan apakah cacing tersebut langsung masuk ke dalam media atau berkeliaran di atasnya, jika masuk ke dalam, perhatikan setiap 3 jam, apakah cacing tersebut keluar atau tidak, jika dalam 12 jam tidak keluar, berarti bisa disimpulkan media tersebut cocok, dan cacing betah di dalamnya..

Namun sahabat kami ini memiliki tatacara yang berbeda untuk mengembangbiakkan cacing lumbricus, dengan berbagai percobaan sebelumnya, beliau membuat semacam kotak dari pasangan bata sederhana. Ukurannya kurang lebih 100x200x50cm. Bagian bawahnya diberi sedikit plesteran tapi yang bisa menyerapkan air. Selanjutnya cacing dibudidayakan di sini..

Mencoba budidaya cacing pada jumlah sedikit dulu di kotak bata, tampak di atasnya diberi makanan berupa ampas tahu selain media gergajian dari baglog buangan

Budidaya cacing lumbricus menggunakan media baglog afkir.
Pertama-tama baglog afkir tersebut dikumpulkan dan dibuang/dipisahkan dari plastiknya
Haluskan dengan menggunakan tangan saja, tidak perlu sampai terlalu halus banget/misal menggunakan mesin.

Baglog buangan dipisahkan dulu dengan plastiknya

Jika terlalu kering, siram sedikit saja agar kelembaban dan kadar airnya bertambah. Tetapi pada umumnya baglog buangan tersebut sudah memiliki kadar air yang optimal sebagai media/makanan cacing.
Selanjutnya setelah gergajian siap sebagai media, dapat difungsikan sebagai pakan/makanan cacing, dan juga dapat difungsikan sebagai media/rumahnya.

Nah, sekarang apa sebenarnya fungsi grajen tersebut? Untuk itu perlu sedikit dijelaskan masalah makanan/pakan cacing. Setiap harinya, cacing dapat menyerap makanan sebanyak berat tubuhnya, artinya, sebaiknya kita memberikan makanan sejumlah berat cacing yang kita budidayakan. Makanan yang paling umum diberikan adalah ampas tahu dengan perbandingan 1:1 dengan berat cacing tadi.

Lalu bagaimana dengan baglog buangan? Disinilah hebatnya gergajian hasil baglog buangan tersebut. Selain berfungsi sebagai media, kandungan gergajian yang juga mengandung nutrisi seperti bekatul dan sebagainya itu juga berfungsi sebagai makanan. Jadi, dengan memberikan gergajian dari baglog buangan, kita tidak perlu lagi setiap hari mencari ampas tahu untuk pakannya, dan pemberiannya pun bisa jadi hanya sedikit saja..

Sebagai ilustrasi pengaturan layer/lapisan pada budidaya cacing menggunakan baglog buangan, adalah sebagai berikut:

Pada gambar tersebut nampak bahwa, pemberian grajen sebagai media cacing lumbricus sebaiknya sebanding dengan berat cacing yang ada.., pada awalnya dibagi menjadi 3 layer, selanjutnya dalam waktu kurang lebih 7 hari, akan terbentuk 2 layer saja yaitu cacing lumbricus dan kascing/kotoran cacing..
Nah, dengan gambaran yang ada tersebut, bisa disimpulkan, apabila kita ingin memproduksi kascing dalam waktu singkat, bisa menggunakan gergajian. Dalam waktu 7 hari, kascing sudah bisa di "panen" di bagian bawah layer yang selanjutnya bisa dioptimalkan sebagai pupuk atau campuran pupuk organik.

Kalau dihitung dari segi produksi, bagaimana menghasilkan cacing lumbricus dan kascing tersebut..?
6 Kotak bata tempat budidaya cacing lumbricus

Menurut pengalaman rekan kami ini, dia membuat sekitar 6 kotak dari pasangan bata dengan ukuran kurang lebih 120x200x50cm tadi. Nah, setiap kotak, InsyaALLAH bisa menghasilkan kurang lebih 80-90kg cacing lumbricus rubellus..

Di ambil di permukaannya saja sudah tampak banyak sekali cacing lumbricus

Hitungannya adalah sebagai berikut:
Bibit cacing yang akan dibiakkan per kotak tersebut diisi sekitar 20-30kg.
Gergajian dari baglog buangan diisikan ke kotak sebanyak kurang lebih mencapai 100kg.
Selain gergajian, masih dibantu dengan pakan dari ampas tahu..
Setiap harinya cacing dapat makan sebanyak berat tubuhnya, lalu selanjutnya menghasilkan kascing tergantung daya serap makan ke tubuh cacing tersebut.
Jika menggunakan pakan ampas tahu, kascing yang dihasilkan kira-kira sebanyak 40% dari berat, sekitar 60% terserap untuk membesarkan cacing.
Sedangkan jika menggunakan gergajian baglog, maka daya serapnya sekitar 40% dan akan menghasilkan sekitar 60% kascing dari beratnya..
Luar biasa bukan..?

Nah bagaimana panennya..?
Cacing dapat dipanen dalam waktu kurang lebih 30 hari.., dari waktu tersebut bibit cacing yang ada tadi InsyaALLAH sudah mencapai kurang lebih 80kg.. Dan kascing yang ada sekitar 50kg an...
Jadi yang dibudidaya rekan kami di 6 kotak itu menghasilkan sekitar 500kg cacing lumbricus rubellus dan sekitar 300kg kascing.. Subhanallah..

Saat ini saja, rekan kami meminta pasokan baglog buangan sekitar 1 ton per pekan yang artinya dibutuhkan sekitar 4 ton per bulannya. Ini masih permulaan, karena target ke depannya membutuhkan hampir 3 kali lipat yaitu sekitar 12 ton baglog buangan per bulan..
Ini masih jauh dari target, karena kebutuhan per bulannya kira-kira mencapai 80 ton. Bahkan jika ingin untuk pasokan luar pulau hingga kalimantan, kebutuhan mencapai 300 ton per bulan.. Subahanallah..

terus bagaimana solusinya..? Ini menjadi tugas saya di tim untuk mencari baglog buangan di seluruh Jawa Timur..

Rabu, 27 April 2011

Membuat kripik jamur yang renyah

Kripik jamur tiram


Ada perbedaan yang cukup mendasar dalam membuat kripik jamur dan menggoreng jamur biasa. Dan seringkali ini kurang dipahami sehingga timbulnya pertanyaan..: kog gorengan jamur kami setelah dingin lembek yaa..???

Dalam teknik menggoreng jamur untuk membuat kripik sangat berbeda dengan menggoreng jamur biasa untuk disajikan hangat. Kalau menggoreng jamur biasa dan disajikan hangat-hangat, teknik menggorengnya sederhana dan sama saja dengan menggoreng kentang goreng, ayam goreng, tempe goreng. Yaitu jamur diberi tepung krispi dan langsung saja digoreng, setelah warnanya coklat dan belum gosong, tiriskan dan sajikan hangat-hangat.., nah.. jamur goreng krispi ini memang enak, tetapi ketika dingin, sama seperti kentang goreng yang dibeli di waralaba seperti kentucky dsb, jamur goreng krispi itu akan lembek..

Nah, bagaimana jika kita ingin membuat kripik jamur tiram..???
Untuk membuat kripik jamur tiram, teknik menggoreng yang digunakan sedikit berbeda, jamur yang digunakan untuk membuat kripik pun sebaiknya memiliki ciri sebagai berikut:

Jamur hendaknya tidak memiliki kadar air yang berlebihan, tebal, tidak dari simpanan di lemari es, dan juga sebaiknya cukup segar (bukan jamur kemaren misalnya..)
Mengapa disyaratkan demikian..? Agar hasil gorengan lebih baik dan juga tidak cepat gosong...

Jamur digoreng dengan minyak panas, lalu dikecilkan
apinya dengan apinya dan ditunggu hingga garing


Hasil gorengan yang sudah garing luar dan dalamnya


Tiriskan sejenak sebelum dilakukan proses spinner

Bagaimana jika memang kondisi jamur terlalu basah.., jamur sortiran, jamur yang sisa (misalnya).. Hal ini bisa diatasi dengan mencucinya terlebih dahulu, atau menyiramnya dengan air panas.. lalu untuk mengurangi kadar airnya, jamur tersebut dikeringkan dengan proses spinner..

Selanjutnya jamur yang telah disuir-suir (disobek sedikit) tersebut, dicampur dengan campuran tepung bumbu sehingga terbalut merata.., lalu digoreng seperti biasa..

Pada saat jamur masuk di pengorengan pertama kali, pastikan minyak dalam keadaan panas, setelah kurang lebih 5-10 menit, kecilkan nyala api menjadi api sedang, dan terus digoreng hingga jamur garing benar luar dan bagian dalamnya.. Hal ini perlu untuk dipastikan agar pembuatan kripik bisa jadi sempurna, jangan sampai bagian dalam masih basah atau belum garing, karena inilah yang menyebabkan hasil gorengan akan lembek setelah dinginnya.

Kripik jamur sebelum dispinner dan masih mengandung minyak goreng


Proses spinner sedang berlangsung


Hasil kripik jamur setelah proses spinner

Nah, setelah kripik jamur matang, tentunya masih mengandung banyak minyak hasil gorengan, bagaimana menghilangkan minyak tersebut..? Disinilah proses spinner itu digunakan.. dan hasilnya bisa dilihat, kripik jamur sudah hilang kandungan minyaknya dan siap dipasarkan..
Kripik jamur yang tidak mengandung minyak ini lebih sehat dan tentunya tahan lama..
Kenapa tidak menggunakan vacuum frying..?

vacuum frying kapasitas 3kg


Di sini perlu sedikit dijelaskan apa itu vacuum friying. Alat ini sebenarnya sungguh luar biasa, vacuum frying dapat menggoreng produk dengan sistem hampa, hasilnya..? Alat ini bisa menggoreng dengan suhu rendah. Jadi jika minyak goreng bersuhu lebih dari 100 derajat C untuk menggoreng, dengan alat ini, bisa menggoreng dengan suhu di kisaran 50 derajat C.

vacuum frying kapasitas 1,5kg

Dengan menggunakan alat ini akhirnya buah-buahan dapat dibuat kripik.. tetapi..? tanpa campuran apapun. Dalam artian, buah itu murni dan langsung dibuat kripik, tidak dicampur tepung dan sebagainya..
Misal Kripik apel, apelnya di goreng langsung dan menjadi kripik apel
Begitu pula dengan salak, mangga, nangka, wortel, pepaya, dan sebagainya..

Nah.. untuk kripik jamur, tidak perlu menggunakan vacuum frying yang mahal, cukup digoreng biasa sudah bisa, namun dalam prosesnya memerlukan alat spinner yang berfungsi ganda, yaitu pertama mengurangi kadar air pada jamur, yang kedua menghilangkan/meniriskan minyak goreng yang terdapat dalam gorengan kripik jamur tadi..

Nah.. setelah jadi tinggal pengemasan.. and.. its all about packaging..!!
Pengemasan kripik jamur ada yang menggunakan plastik, ada yang menggunakan aluminium foil.., untuk yang menggunakan plastik, sebaiknya gunakanlah plastik yang tebal agar keawetan terjaga.., tetapi bisa juga menggunakan plastik dengan ketebalan sedang jika memang segmentasi pasar yang dituju adalah di sekolahan, agar biaya produksi tidak terlalu tinggi..

Kripik jamur kemasan plastik

Tetapi yang terbaik memang menggunakan aluminium foil.. mengapa..? karena kerenyahan rasa dan keawetan produk dapat terjaga dengan lebih baik..

Kripik jamur kemasan aluminium foil

Aluminium foil memang banyak digunakan untuk produk makanan kecil..., kalau tidak percaya, jalan-jalanlah ke supermarket, semua produk makanan kecil kebanyakan menggunakan aluminium foil..
Nah.. tinggal kita mau jualan ke mana..? Tentukan segemntasi pasarnya yang selanjutnya bisa "bermain" di wilayah itu..

Minggu, 24 April 2011

Efisiensi Penggunaan Boiler

Boiler, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya adalah bejana tertutup dimana pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam.

Kami seringkali ditanya, kenapa menggunakan boiler, bagaimana boiler itu bekerja, dan mengapa kog boiler yang ada di foto kami itu efektif untuk sekitar 1000 baglog.., terus banyak juga yang bertanya, bahwa mereka sudah membuat sesuai dengan skema yang ada, tapi mengapa kog tidak menghasilkan steam yang diharapkan..?

Skema boiler sederhana

Posting kali ini semoga bisa sedikit menjelaskan apa itu boiler lebih detilnya dan bagaimana mengoperasikannya secara efektif sehingga dihasilkan steam/uap panas yang cukup untuk mensterilkan baglog jamur tiram putih.

Tekanan uap yang dihasilkan boiler

Dalam posting tentang boiler sebelumnya kami jelaskan bahwa boiler sederhana yang sering digunakan dalam budidaya jamur tiram putih ini biasanya menggunakan water tube boiler dan fire tube boiler. Umumnya pula boiler dibuat menggunakan tong/drum bekas..

boiler sederhana dari tong/drum bekas

Ini dilakukan karena memang agar bisa murah dalam membuatnya. Kalau kami sendiri menggunakan plat baja dengan tebal minimal 3mm.

Nah, dalam pengoperasian boiler, yang perlu benar diperhatikan adalah evaluasi kinerja boiler itu sendiri.

Kehilangan panas yang menurunkan kinerja boiler
Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, berkurang terhadap waktu disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas dan buruknya operasi dan pemeliharaan. Bahkan untuk boiler yang baru sekalipun, alasan seperti buruknya kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan buruknya kinerja boiler.

Secara umum ada beberapa hal yang menyebabkan kehilangan energi dalam pembangkitan uap panas atau steam dalam pengoperasian boiler. yang antara lain:
  • Kehilangan panas karena gas buang kering
  • Kehilangan panas karena steam dalam gas buang (akibat kebocoran)
  • Kehilangan panas karena kandungan air dalam bahan bakar
  • Kehilangan panas karena kandungan air dalam udara
  • Kehilangan panas karena bahan yang tidak terbakar dalam residu
  • Kehilangan panas karena radiasi dan kehilangan yang tidak terhitung

Nah.. apa maksudnya...????
Inti dari kata-kata kehilangan panas-kehilangan panas itu adalah pemanasan dari api untuk mendidihkan air di dalam boiler harus benar-benar termanfaatkan secara sempurna. Jangan ada atau jangan terlalu banyak panas api yang keluar yang mengakibatkan efisiensi pemanasan boiler menjadi berkurang.

Cara mengatasi kehilangan panas untuk meningkatkan efektifitas kerja boiler
Gimana caranya..???
  • Untuk bagian pembakaran, sebaiknya dibuatkan semacam burner untuk mengisolasi api secara lebih baik, burner itu bisa merupakan paket yang terintegrasi dengan boiler, bisa juga dibuatkan terpisah yang biasanya berupa pasangan bata untuk mengisolasi/lebih mengarahkan api ke dalam boiler.

  • boiler dengan burner terintegrasi bagian bawah di dalamnya terdapat lapisan cor beton untuk menahan panas

  • Lakukan perawatan boiler secara berkala dengan selalu membersihkan pipa-pipa pemanasan dan pipa cerobong agar panas api bisa terlewati secara sempurna.
  • Air yang digunakan pun harus baik, bersih, tidak keruh, ini untuk menghindari terjadinya endapan dalam boiler yang mengakibatkan umur pemakaian boiler itu akan lebih singkat. Jika endapan terjadi di dalam boiler, otomatis pemanasan yang diberikan akan semakin lama..

  • Periksa dengan teliti jika terjadi kebocoran, karena untuk sistem fire tube boiler, kebocoran sedikit saja, maka pipa pemanas akan langsung tidak dapat berfungsi sehingga steam yang dihasilkan akan kecil.
    Pembuatan boiler harus teliti karena terdapat banyak jaringan pipa yang apabila terjadi kebocoran akan mengurangi efektifitas kerja boiler

  • Cek dan periksa pula kontinuitas api, karena jika menggunakan bahan bakar gas LPG, seringkali terjadi penurunan tekanan akibat terbentuknya es pada tabung gas LPG dikarenakan gas yang dialirkan dengan tekanan secara kontinu...

Dengan apa yang telah dijelaskan tersebut dapat disimpulkan, boiler yang ada akan menghasilkan steam/uap panas bertekanan baik untuk mensterilkan baglog jamur tiram putih di dalam steamer jika panas api dapat dimanfaatkan secara efektif..

Untuk standard operasinya adalah sebagai berikut:
  • Jika menggunakan kayu bakar, sebaiknya dibuatkan semacam tungku untuk melokalisir api, selanjutnya api yang dihasilkan oleh kayu bakar sebaiknya ditiup dengan angin menggunakan kipas angin atau blower, sehingga pemanasan dapat berjalan dengan cepat.. otomatis panas steam yang terjadi juga bisa cepat.
    • Contoh tungku dari pasangan bata yang dibuat di bawah boiler agar pemanasan api bisa lebih sempurna

  • Jika menggunakan gas LPG, sebaiknya menggunakan kompor gas high pressure dan menggunakan burner. Regulator yang digunakan juga harus menggunakan regulator high pressure pula.
Kompor gas high pressure, panas apinya sebaiknya juga diisolasi dengan memberikan tutup di samping boiler agar pemanasan bisa lebih termanfaatkan

Boiler dengan kapasitas berapa liter efektif untuk memanaskan baglog sejumlah berapa dan pada steamer berkapasitas berapa..??
Pertanyaan seperti ini juga seringkali muncul, Nah.. untuk menjawabnya sekarang mari kita bahas sejauh mana efektifitas volume boiler terhadap pemanasan steam pada steamer/autoclav.. atau berapa volume boiler yang diperlukan untuk meng oven/steam baglog sejumlah tertentu pada steamer..?

Boiler sederhana yang dibuat umumnya terbuat dari tong, untuk boiler yang kami rancang tersebut menggunakan plat baja tebal 3mm dengan ukuran diameter rata-rata 60cm tinggi 110cm, jika dihitung, volume boiler total adalah sekitar kurang lebih 300 liter. Rasio air dan udara pada boiler biasanya adalah 1:3, jadi pada boiler tersebut menggunakan 100 liter air. Hal ini masih bersifat optional, jika pemanasan api bisa lebih banyak (menggunakan kayu bakar yang diblower misalnya), maka air yang dipakai boleh hingga 200liter.

boiler rancangan kami dengan kapasitas 300liter

Nah, menurut pengalaman kami, boiler ini efektif memanaskan steamer berisi baglog dengan volume maksimal 4m3 atau berisi kurang lebih 900baglog-1000baglog jamur tiram putih dengan ukuran plastik 18x35cm.

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan sterilisasi..??
Untuk waktu yang diperlukan untuk baglog dalam steamer bisa mencapai 100 derajat C sangat tergantung panas api. Jika pemanasan baik/kontinu, maka uap panas/steam yang dihasilkan boiler dapat bertekanan tinggi, karenanya baglog dapat lebih cepat mencapai suhu 100 derajat C.

Dalam pengalaman kami, rata-rata baglog sudah bisa mencapai suhu 100 derajat C dalam waktu sekitar 6-8jam. Untuk yang menggunakan kayu bakar yang diblower dan diberi tungku, suhu bisa mencapai 100 derajat dalam 5jam. Untuk kompor gas high pressure, suhu mencapai 100 derajat dalam 7-8jam.
Pada saat trial, boiler ini mampu mencapai tekanan 1Bar dalam waktu kurang lebih 45 menit dari saat menyalakan kompor high pressure

Ini pun sangat tergantung kualitas steamernya. Steamer yang baik adalah yang mampu menahan uap panas/steam secara baik dan sempurna. Jika pada pintu terdapat banyak kebocoran, otomatis pula pemanasan yang terjadi bisa lebih lama..

Ok, mari kita analisa air yang diperlukan dan uap panas yang dihasilkan untuk memanaskan baglog tersebut. Ingat, hitungan ini bersifat empiris dan akal-akalan sederhana saja, bukan hitungan teknis yang benar, karena teknik yang digunakan adalah teknik pendekatan dengan teknologi tepat guna saja..

Jika menggunakan air standar 100liter dalam memanaskan 4m3 steamer, maka biasanya boiler harus diisi ulang setiap kurang lebih 2 jam. Air ini diisi ketika level air sudah berkurang hingga tinggal 30%, jika kurang dari 2 jam sudah harus diisi, artinya pemanasan api baik dan uap yang dihasilkan pun lebih banyak sebaliknya jika pengisian air lebih dari 2 jam, artinya pemanasan api kurang dan uap panas yang dihasilkan pun kurang pula..

Total air yang diperlukan dalam pemanasan steamer hingga baglog mencapai 100 derajat C kurang lebih mencapai 500 liter-600 liter.. Artinya, air sejumlah tersebut diubah menjadi steam/uap panas bertekanan yang dimasukkan ke dalam steamer berukuran kurang lebih maksimal 4m3.
Nah, bagaimana jika kurang dari itu, otomatis, pemanasan bisa lebih cepat, karena waktu yang diperlukan pun lebih singkat..

Bagaimana pula jika steamer berukuran lebih besar..?
Katakan saja misalnya kita ingin membangun steamer dengan kapasitas 2000 baglog, maka biasanya dibuat steamer dengan ukuran bersih dalam 2 x 2 x 1,8m3 atau 2,2 x 2,2 x 1,6m3. (Ingat, steamer jangan dibuat tinggi, tapi melebar, jadi perbandingan pada tinggi harus lebih rendah).., untuk memanaskan baglog jamur tiram pada steamer dengan ukuran tersebut, dibutuhkan 1000liter - 1200liter air yang diubah menjadi uap panas/steam.., nah untuk itu, yang bisa dilakukan adalah menggunakan dobel boiler atau boiler ganda. Karena jika menggunakan satu unit boiler saja, diperlukan waktu yang lebih lama dan seringkali terjadi loss steam.. Seringkali pula kontinuitas dari pemanasan api berkurang karena kebanyakan pebudidaya menggunakan tenaga manusia, sehingga untuk menunggu pemanasan api selama lebih dari 10 jam tentu faktor keletihan, jenuh dan sebagainya bisa berpengaruh dalam kontinuitas panas api..

Konsumsi Bahan Bakar
Yang sering menjadi pertanyaan pula, berapa banyak gas LPG yang diperlukan dalam proses sterilisasi ini..? Standardnya, jika dioperasikan dengan regulator dan kompor gas high pressure, satu tabung gas LPG ukuran 12kg akan habis dalam 6-7jam. Jadi kuncinya bagaimana menghasilkan api secara kontinu dan baik dalam 6-6-7jam tersebut agar gas yang diperlukan pun tidak terbuang percuma.
Dan bagaimana membuat steamer sesempurna mungkin dalam menyimpan panas, agar konsumsi bahan bakar yang digunakan pun bisa lebih ekonomis.

Harapan kami, posting ini bisa sedikit memberikan gambaran mengenai, mengapa kog boiler yang sudah dibuat kog tidak efektif dalam memanaskan steamer. Hal ini bisa disebabkan banyak hal, bisa jadi boiler yang dibuat menggunakan bahan bekas yang sudah banyak korosi/karat, sehingga terbentuk endapan, atau air steam yang terbentuk pun tidak sempurna karena airnya juga kurang bersih. Bisa jadi pula steamer yang dibuat kurang rapat, banyak terjadi kebocoran, sehingga pemanasan tidak efektif, dan banyak kasus lainnya yang kami sendiri tidak bisa melihat langsung dan memberikan sedikit advice..

Jumat, 22 April 2011

Potensi Pemanfaatan Limbah Baglog Jamur Tiram

"...Robbanaa maa kholaqta haadzaa baatilaa Subhaanaka faqinaa adzaa bannaar"
Potongan akhir Al Quran Surat Ali Imran ayat 191 itu masih terngiang benar dalam benak kami, sungguh menakjubkan dan sungguh benar.. Arti bebas dari ayat tersebut adalah "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.."

Mengapa kami termotivasi dan terkagum dengan potongan ayat tersebut..? Itu karena beberapa cerita pengalaman kami berikut ini..

Dalam budidaya jamur tiram putih, kita akan selalu dihadapkan dengan masalah apabila akhir musim, baglog yang sudah habis masa produksinya akan dibuang atau dimanfaatkan sebagai apa..?
Selama ini jika ada yang mau mengambil untuk dimanfaatkan sebagai pupuk (misalnya) kami justru akan senang, karena itu berarti kami tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membuang baglog.

Buangan baglog yang akan dimanfaatkan sebagai media cacing

Jika tidak ada yang mengambil, maka baglog afkir tersebut akan kami buang.., nah.., masalahnya beberapa kali kami justru ditolak oleh pihak TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah tanpa menyebutkan alasan yang jelas..., pada saat itu sudah dijelaskan bahwa ini bukan sampah, karena sangat organik, bahkan bisa membantu menguraikan sampah organik di TPA, tapi tetap saja tidak boleh.. (ya mungkin kurang informasi saja..)

Tetapi Alhamdulillah saat itu kami ditelpon oleh teman yang butuh baglog sisa tersebut untuk dimanfaatkan sebagai media budidaya cacing lumbricus.. Tanpa pikir panjang kami pun berangkat menuju tempat rekan kami tersebut.

Tempat budidaya cacing lumbricus rubellus

Budidaya cacing lumbricus rubellus ini dikembangkan untuk berbagai keperluan. Kandungan protein yang tinggi membuat cacing tanah cocok untuk menggemburkan tanah. Selain itu, cacing juga dapat dijadikan bahan pembuatan obat, kosmetik, pelet ikan, dan lain sebagainya. Untuk harganya juga sangat tinggi mencapai Rp. 50.000 /kg.

Cacing lumbricus rubellus


Bagaimana caranya..?
Menurut rekan kami, kandungan gergajian dan bahan-bahan dalam baglog afkir tersebut sangat bagus sebagai media (rumah cacing) jadi bisa dianggap sebagai pengganti tanah...
Caranya pun sangat sederhana, hanya dengan membuang plastikbaglognya lalu dikumpulkan di wadah tertentu yang dibiarkan terlebih dahulu, selanjutnya bibit cacing langsung ditaruh di dalamnya..

Media gergajian hasil buangan baglog sebelum dimasukkan bibit cacing

Pertumbuhan cacing lumbricus rubellus ini juga bisa lebih baik dan cepat gemuk jika ditaruh pada media baglog afkiran ini.. Namun yang membuat kami kembali bertasbih adalah, ini masih belum selesai juga nilai manfaatnya.., selain cacingnya memiliki nilai ekonomis, kotoran cacing/kascing ternyata juga memiliki nilai jual..

Tampak cacing lumbricus rubellus dan kascing yang dihasilkan merubah baglog buangan menjadi tanah berkualitas

Setelah diteliti di Universitas Brawijaya, kotoran cacing/kascing ini ternyata memiliki zat organik yang memiliki unsur hara seperti auxin, sitokinin, giberelin, dan zat perangsang tumbuh untuk tanaman..


Kascing/kotoran cacing yang dibungkus dan siap dijual

Fungsi lain yang juga tidak kalah menakjubkan adalah, baglog buangan tersebut jika dipadukan dengan cacing merupakan tim yang hebat dalam menguraikan sampah organik secara alamiah.. Maksudnya adalah, jika kita memiliki sampah organik seperti hasil sampah limbah rumah tangga, sisa makanan, sayuran, dsb, asal tidak tercampur sampah non organik, jika sampah tersebut dicampur dengan sisa baglog dan cacing, maka hanya dalam tempo dua pekan, sampah tersebut akan dimakan habis oleh cacing menjadi kascing yang sangat subur...

Jadi, sungguh luar biasa.., baglog buangan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai:
  • Media pertumbuhan cacing lumbricus rubellus yang memiliki nilai jual tinggi
  • Lalu juga bisa sebagai salah satu media untuk mengolah/menguraikan sampah organik menjadi tanah dalam waktu yang singkat
  • Kotoran cacing/kascing yang dihasilkan juga memiliki nilai jual
Dengan potensi yang ada tersebut, memang sudah perlu segera diwacanakan untuk mengorganisir lebih rapi lagi dan mendata petani jamur yang ada, lalu baglog dari petani yang sudah waktunya dibuang tersebut apabila memang tidak dimanfaatkan, bisa dialihkan untuk proyek ini..
Dan akhirnya.. terngiang lagi ayat Surat Ali Imron ke- 191 tadi..