Assalaamu'alaikum Wr Wb, buat rekat-rekan semua, blog ini hadir hanyalah merupakan sharing pengalaman kami dan rekan-rekan. Jika ada manfaat yang bisa diambil, kami sangat bersyukur dan mohon doa. Jika karena sok tahu kami ada yang dirugikan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga isinya bisa merupakan salah satu referensi. Wassalaamu'alaikum Wr Wb


Jumat, 05 November 2010

Tips tentang kualitas bibit jamur tiram

Salah satu faktor penting yang menentukan kualitas baglog jamur tiram adalah kualitas dari bibit jamur tiram putih. Bibit jamur yang baik nantinya akan menurunkan miselium jamur secara cepat dan berkualitas pula.
Berikut ini sedikit tips yang perlu diperhatikan dalam menghasilkan dan juga menggunakan bibit jamur tiram putih agar menghasilkan baglog yang berkualitas.

Bibit yang baik berasal dari indukan yang baik pula
Tips pertama ini artinya kita harus benar-benar memperhatikan kualitas indukan yang nantinya akan digunakan untuk membuat PDA. Memang dalam mencari indukan ini agak sulit dan sedikit untung-untungan juga, karena kita hanya mengadalkan kasat mata saja. Harapannya memang indukan yang dipilih dalam membuat PDA itu mengandung spora jamur yang banyak sehingga PDA yang dihasilkan bisa tebal dan bagus miseliumnya. Tentang pembuatan bibit PDA ini bisa dilihat pada posting kami Pembibitan F0.

Pengalaman kami dalam membuat PDA, dari beberapa botol PDA, kami benar-benar memilih PDA yang memiliki miselium tebal, seperti pada contoh foto berikut ini.
Miselium yang tebal pada PDA ini nantinya jika diturunkan, InsyaALLAH akan menghasilkan bibit F1 dengan kualitas baik. Dan tentu saja selanjutnya dari kualitas bibit F1 yang baik akan menghasilkan bibit F2 dengan kualitas baik pula.
Pada foto berikut tampak miselium pada PDA sebelah kiri kurang kuat, ini berarti indukan yang dipilih kurang memiliki spora yang kuat, sedang yang sebelah kanan tampak miselia tebal dan banyak, jadi PDA dari botol sebelah kanan yang dipilih untuk diturunkan ke F1.



Pastikan dan catat turunan dari bibit yang ada
Sebelumnya mari kita samakan persepsi dahulu. PDA kami sebut dengan F0, selanjutnya turunan PDA yaitu F1, turunan F1 disebut F2.
Untuk menghasilkan baglog jamur yang baik, seyogyanya maksimal turunan ada di F2, memang jika kualitas F2 cukup baik, masih boleh diturunkan menjadi bibit F3, tetapi tetap sebaiknya terakhir turunan untuk menghasilkan baglog adalah bibit F2.
Mengenai pembuatan F1 dapat dilihat di posting kami tentang pembibitan F1.
Tingkat kekuatan atau kerapatan miselium akan semakin menurun jika bibit diturunkan. Jadi pada PDA, tampak miselium yang merambat pada media agar sangat rapat dan halus.. ini hanya kasat mata saja, tetapi juga bisa diamati dengan menggunakan mikroskop. Selanjutnya jika diturunkan ke F1, tingkat kerapatan miselia akan berkurang, demikian seterusnya.

Pada foto berikut ini sama-sama menggunakan media jagung, tetapi pada foto bagian kiri adalah F2, sedang yang kanan F1. Jika diamati dengan benar, akan tampak miselia pada F2 sedikit lebih kasar dari yang F1 yang teramati halus dan lebih lembut (lebih rapat).
Yang sering jadi pertanyaan, apakah bisa bibit F1 langsung diturunkan ke baglog. Menurut pengalaman kami jawabannya bisa, tetapi karakter tumbuh jamur pada awal kecil-kecil, bergerombol dan tipis, jamur baru tumbuh normal setelah panen ke-2.

Gunakan media yang baik pada F2
Untuk membuat bibit F2 bisa menggunakan jagung, gabah, atau campuran gergajian. Dalam pengamatan kami, memang F2 yang menggunakan jagung perkembangan miselianya kuat, namun terkadang beresiko ketika di kumbung seringkali diganggu hama tikus. Tikus memakan bibit jagung yang terdapat pada baglog yang akhirnya menyebabkan baglog menjadi rusak. Bibit F2 yang menggunakan gabah dalam pengamatan kami kekuatan miselianya masih di bawah jagung, dan seringkali karena bentuknya lancip/tajam, beresiko menyebabkan plastik baglog menjadi lubang yang akhirnya memicu kontaminasi.
Karena sebab-sebab tersebut, kebanyakan pebudidaya menggunakan media gergajian pada bibit F2 karena dirasa aman. Sebab kedua adalah, pada baglog media yang digunakan adalah media gergajian, jadi jika bibit F2 nya juga gergajian, maka lebih sesuai.
Campuran F2 yang baik adalah menggunakan perband ingan jagung giling, bekatul, gergajian dengan 1:2:3. Ini adalah formula dengan nutrisi tinggi. Tingginya nutrisi ini akan teramati pada tebalnya warna putih miselia yang merambat. Kami sendiri untuk meyakinkan, terkadang menggunakan campuran konsentrat 1:2:1, walau resiko pembuatan cukup tinggi. Tetapi jika menggunakan autoclave dengan tekanan 2,5BAR selama 60 menit, InsyaALLAH tingkat kegagalan sangat rendah.
Bagi kami, F2 yang baik juga harus padat, sehingga miselia yang terdapat dalam botol sangat rapat dan kuat, ini nantinya akan tampak jika diinokulasikan ke baglog, dalam 1botol F2 yang padat bisa menghasilkan 40baglog bahkan lebih. Baglog yang dihasilkanpun InsyaALLAH akan cepat membentuk miselia.

Perhatikan waktu inokulasi yang tepat
Waktu inokulasi bibit F2 ke baglog maksimal adalah 24 jam sejak dikeluarkan dari steamer. Suhu terbaik menurut pengalaman kami adalah di kisaran 38 derajat C atau masih agak hangat. Jika baglog sudah terlalu dingin saat diinokulasikan beresiko terhadap kegagalan.
Lihat posting kami tentang inokulasi baglog.

Perhatikan usia bibit F1 dan F2
Bibit bisa dikatakan kadaluarsa atau kualitasnya berkurang jika sudah lebih dari 2 minggu sejak miselia mencapai 100% pada botol. Menurut pengalaman, usia maksimal adalah 1 minggu sejak miselia mencapai 100%, lebih dari itu kekuatan bibit sudah berkurang karena termakan oleh bibit itu sendiri. Menurut pengalaman kami, bibit dengan usia yang masih muda, baru mencapai 100% memiliki kekuatan yang baik untuk digunakan pada baglog. Bahkan jika pada botol, miselia masih mencapai 90%, itupun sudah bisa digunakan dan bibit ini memiliki kekuatan yang baik. Syaratnya jangan digunakan seluruhnya, gunakan hanya 50% dari isi botol, lalu tutup kembali dengan rapat dan disimpan. Ketika sisa bibit miselia sudah penuh, langsung habiskan. Cara ini dapat digunaka apabila kita ingin segera menggunakan walau bibit belum mencapai 100%.

bibit sisa setelah miselium mencapai 100%

Usia ini sangat penting untuk diperhatikan, dan juga bisa menjadi tips bagi Anda jika ingin membeli bibit jamur.

Bibit F2 usia 3hari, 8hari, dan 15 hari


Sebaiknya jika membeli bibit, jangan yang kondisi sudah penuh, karena kita tidak tahu sudah berapa lama miselia tersebut penuh. Lebih baik bagi kita jika harus membeli bibit, yang kondisi rata-rata 70% atau 80% saja.

Kebersihan atau sterilnya ruang inokulasi
Ini sangat penting, karena bisa jadi semua bibit sudah memiliki kualitas baik, tetapi karena ruang inokulasi kurang steril, malah bisa menyebabkan kegagalan. Karena itu baju yang kita gunakan pun sebaiknya baju khusus yang bersih, sebelum masuk ruang inokulasi, kita harus menyemprotkan tangan, kaki, baju kita dengan alkohol 70%. Dan dalam melakukan inokulasi, api pada bunzen juga harus diletakkan dekat dengan baglog untuk memastikan sterilisasinya.

13 komentar:

  1. ass... keren banget mas artikelnya... jadi tambah wawasan nih... terima kasih sdh mau bagi2 ilmunya... mudah2an semkain maju usahanya... amin...
    wass

    BalasHapus
  2. Bagus banget Mas artikelnya, sekarang aku jadi ga blank lagi, dah paham meski belum banyak, aku tunggu artikelnya yang lain yang lebih keren ya mas......

    Yulia

    BalasHapus
  3. Fithrawan Satriyanto13 November 2010 pukul 17.48

    Wass wr wb.. amien.. terimakasih doanya.. @Mbak Yulia.. : InsyaALLAH.. lagi ngumpulin ide dan bahan

    BalasHapus
  4. menurut mas fithra ada tidak bibit jamur yang pertumbuhannya melebihi kontaminan???

    BalasHapus
  5. Fithrawan Satriyanto16 November 2010 pukul 16.57

    Mas Aris: bukannya ada lagi Mas.., banyak. Jadi karena bibitnya lebih kuat dari kontaminan, akhirnya putih miselium menutup kontaminasi tadi. Ini sering terjadi pada baglog yang kuranng merata pemanasannya. Tapi biasanya baglog yang seperti ini pun walau masih bisa menghasilkan jamur, kami masukkan kategori baglog sortir

    BalasHapus
  6. mas..minta nomor hp ne yo??????? ni nope ku 081353552480 ,,,, email ku nabeangmilulakolen@yahoo.com

    BalasHapus
  7. kalau bibit terus diturunkan misalnya sampai f10 dengan kaulitas media yang baik dan menghasilkan misellium yg kuat, masih layak ga? saya pernah menurunkan sampai f5, dan saat ditanam ke baglog alhamdulillah tumbuh baik. tapi saya tidak memantau sampai hasil panennya.

    BalasHapus
  8. mas pengambilan bi2t jamur dari kumbung apa perlu disterilisasi/apkh ad wdah khsus untuk pngambilan agr tidak kontaminasi

    BalasHapus
  9. kalw ak pesan dextrosanya bisa'g?

    BalasHapus
  10. mas, di jawa timur pasar untuk jamur tiram masih terbuka lebar atau tidak?

    terus di jawa timur setiap harinya membutuhkan berapa ton jamur tiram setiap harinya?

    Terima Kasih....

    BalasHapus
  11. mas, di jawa timur pasar untuk jamur tiram masih terbuka lebar atau tidak?

    terus di jawa timur setiap harinya membutuhkan berapa ton jamur tiram setiap harinya?

    sekalian minta no hp dan alamat rumah, saya ingin belajar budidaya jamur tiram. Ini alamat email saya muh_riz4190@yahoo.co.id

    BalasHapus
  12. apa banyak permintaan bibit dari makassar? saya berminat budidaya jamur tiram di makassar yg memiliki suhu lebih panas dr kota-kota lain.

    BalasHapus
  13. Aslmungalaikum mas... baglok yang sudah di inok aku tumpuk posisi tidur... tapi kembali hangat lagi... bagaimana ya...??

    BalasHapus